Archive for the ‘Article’ Category

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari operasi logistik kemanusiaan, logistik medis dengan manajemen cold chain nya merupakan salah satu elemen yang paling unik dengan segala standar yang lebih ketat penerapannya apabila dibandingkan dengan proses logistik pada umumnya karena tidak hanya terkait dengan pemenuhan kebutuhan saja, namun amat terkait erat dengan proses penyelamatan dan keselamatan jiwa. Oleh karena itu, berbeda dengan operasi logistik kemanusiaan lainnya, logistik medis lebih mengedepankan efektiftas dibanding efisiensi, yang terkadang menjadi perdebatan manakala sebuah operasi dijalankan, dimana seringkali dukunganuntuk operasi tidak mendapatkan porsi sumber daya yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tulisan ini lebih lanjut akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar-dasar logistik medis, karakteristik barang-barang medis, seperti apa manajemen cold chain, bagaimana mengimplementasikan logistik medis dalam suatu manajemen rantai pasokan (supply chain management) serta informasi-informasi lain yang tentunya akan berguna bagi orang-orang yang akan menjadi bagian dari suatu operasi kemanusiaan berbasis kesehatan.

Buku ini ditujukan bagi para praktisi dan pekerja kemanusiaan yang terlibat dalam pengelolaan barang-barang medis dalam program bantuan kemanusiaan. Termasuk didalamnya adalah staf yang tanggung jawab utamanya menyediakan layanan logistik di semua tingkat jaringan pasokan seperti manajer logistik, bagian pembelian, manajer gudang, serta staf yang mengelola transportasi.

Di sisi lain diharapkan juga menjadi sumber informasi yang berharga bagi para profesional kesehatan yang seringkali harus mengelola barang-barang medis tanpa dilatih sebagai logistik dan tanpa persiapan yang memadai. Selain itu, manajer program kesehatan harus memahami masalah dan keterbatasan manajemen rantai pasokan dalam bantuan kemanusiaan bahkan jika mereka tidak terlibat langsung dalam logistik dan sangat penting untuk mempertimbangkan manajemen rantai pasokan sejak awal perencanaan program kesehatan apa pun.

Pembaca tidak memerlukan latar belakang profesional baik di bidang kesehatan atau logistik dan manajemen rantai pasokan. Buku ini juga dapat dibaca oleh staf yang tidak memiliki pengalaman di bidang logistik, tetapi juga akan menjadi sumber yang berharga bahkan bagi staf yang berpengalaman atau bahkan para spesialis. Semua masalah dibahas dalam bahasa yang sederhana dan semua istilah khusus dijelaskan secara terperinci. Glosarium yang komprehensif bermaksud untuk membantu pembaca untuk menjelaskan berbagai macam istilah.

Salah satu tujuan penting lainnya dari buku pegangan ini adalah menyediakan tambahan pengetahuan kepada staf lokal maupun nasional, yang mungkin memiliki kesulitan dalam mengakses informasi terkait. Bagaimanapun, merekalah yang melakukan sebagian besar pekerjaan dalam pengelolaan barang-barang medis sehari-hari.

Untuk versi lengkap Buku Sakunya dapat diunduh disini.

KATA PENGANTAR

Operasi logistik dalam penanggulangan bencana adalah suatu operasi terbesar yang dilakukan, baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat ataupun sektor swasta. Menurut Trunick (2005), sekitar 80% bantuan kemanusiaan yang dilakukan pada saat tanggap darurat adalah untuk operasi logistik, sedangkan disisi lain, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fritz Institute, mengidentifikasi kurangnya pengakuan terhadap pentingnya logistik, penggunaan teknologi yang tidak memadai, dan kolaborasi terbatas sebagai beberapa tantangan umum dalam logistik bantuan kemanusiaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh beberapa riset yang dilakukan seperti oleh Sergio Ricardo Argollo da Costaa dkk (Supply Chains in Humanitarian Operations: Cases and Analysis), Amin Maghsoudi dkk (Challenges In Disaster Relief Operations: Evidence From The 2017 Kermanshah Earthquake), Yiping Jiang dkk (Emergency Logistics in a Large-Scale Disaster Context: Achievements and Challenges) dan studi empiris oleh Ischa Mabruris Sahilala dkk (Tata Kelola Distribusi Bantuan Logistik Korban Bencana Alam – Studi Empiris pada Bencana Banjir di Kabupaten Bojonegoro), yang kemudian juga menyebutkan perlu adanya sebuah sistem operasi yang lebih baik dan desain mekanisme yang lebih efektif dalam pendistribusian bantuan logistik kedaruratan.  Penulis sendiri mengalami hal yang tidak jauh berbeda saat ikut serta dalam beberapa operasi tanggap darurat dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga lokal baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain.

Disisi lain, operasi logistik kemanusiaan dalam tanggap darurat adalah sebuah operasi kompleks, yang melibatkan banyak aktor, dengan keterbatasan waktu serta sumber daya (baik kapasitas SDM maupun sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan), serta kondisi lapangan yang sangat dinamis membutuhkan suatu perencanaan dan respon yang cepat, tepat dan adaptif.

Dengan dasar itulah kemudian dokumen ini dibuat, untuk:

  • Membantu para praktisi logistik kemanusiaan dalam memberikan gambaran mengenai langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan pada saat akan membuat suatu perencanaan operasi logistik tanggap darurat.
  • Membantu pelatihan-pelatihan ataupun dokumen-dokumen yang telah dikembangkan sebelumnya oleh banyak organisasi mengenai dasar teknis operasi logistik seperti penilaian logistik, pengadaan, pergudangan, transportasi serta manajemen aset untuk berkembang lebih dalam dan menjalin hubungan antara tiap unit tersebut.
  • Dapat menjadi dasar bagi organisasi-organisasi yang membutuhkan untuk suatu tindak lanjut pengembangan kapasitas, pembuatan standar prosedur operasi ataupun protokol.

Kemudian diharapkan dengan adanya dokumen ini para komunitas kemanusiaan dapat melihat operasi logistik dari perspektif yang lebih luas dan kompleks, dimana logistik memiliki peranan yang sangat penting, bukan hanya sebagai support pada saat implementasi program dilaksanakan, tetapi sudah dimulai pada saat perencanaan operasi dilakukan. Ini dapat menghindarkan dari terjadinya miskomunikasi dan miskoordinasi antar unit program dan logistik serta dengan aktor-aktor lain diluar organisasi pada saat operasi dijalankan.

Harap diingat, suatu operasi tanggap darurat bukanlah suatu operasi ad hoc yang dilakukan tanpa perencanaan dan mengandalkan improvisasi dilapangan saja. SELURUH operasi dan program tetap membutuhkan perencanaan, yang membedakan nantinya adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan dan bagaimana perencanaan tersebut dapat dengan fleksibel menyesuaikan diri dengan dinamika yang pasti muncul pada saat operasi berlangsung.

Silahkan klik tautan di bawah ini untuk Buku Saku lengkapnya:

Versi Bahasa Indonesia: klik disini

English Version: click here

Penguatan Lingkungan Dalam Penanggulangan Wabah

(more…)

Manajemen Rantai Pasokan Pada Bencana Wabah

(more…)

(more…)

IMG_20160614_175749[435]

Selamat datang kembali sodara-sodara sebangsa dan setanah air 😊. Kali ini saya akan menjelaskan mengenai EDC (Every Day Carry) yang umumnya dipersiapkan pada saat di tugaskan pada masa tanggap darurat. Ini adalah salah satu pertanyaan yang paling sering muncul, manakala saya bercerita kepada orang bahwa saya bekerja di lembaga kemanusiaan.

Sebelumnya harap dibedakan antara pekerja kemanusiaan dan relawan, karena kedua istilah ini seringkali rancu di lapangan. Relawan adalah pekerja kemanusiaan yang memanfaatkan waktu dan tenaganya untuk melakukan kegiatan kemanusiaan, tanpa melihat latar belakang pendidikan ataupun pekerjaan dan tidak memperoleh bayaran profesional. Mereka biasanya mempunyai pekerjaan tetap sehari-hari, namun pada satu kesempatan dibutuhkan (pada saat masa tanggap darurat misalnya), mereka akan meninggalkan aktivitas rutin mereka dan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Contoh paling sering terlihat dilapangan adalah teman-teman TAGANA atau relawan kampus misalnya. Secara pribadi saya menaruh hormat yang amat sangat besar bagi teman-teman relawan, karena meninggalkan keluarga, pekerjaan, meluangkan waktu untuk membantu orang yang membutuhkan dan tidak mengharapkan bayaran adalah suatu tindakan yang amat sangat mulia menurut saya. SALUTE!

Nah, sedang pekerja kemanusiaan adalah sekelompok orang selain relawan yang di rekrut secara profesional karena memiliki keahlian yang amat dibutuhkan dalam membantu proses kegiatan kemanusiaan dilapangan, baik itu ada masa tanggap darurat, transisi, rehabilitasi maupun sebelum bencana terjadi. Keduanya dibutuhkan dilapangan, untuk saling melengkapi. Dan sejak akhir 2005, saya telah diklasifikasikan sebagai spesies yang ini. 😊. Jadi intinya, relawan sudah pasti adalah pekerja kemanusiaan, namun pekerja kemanusiaan belumlah tentu rela-rela banget karena memang merupakan pekerjaan mereka dan memperoleh bayaran profesional.. hehehehe.

Kemudian, dilapangan sendiri, teman-teman dilapangan di bagi kembali menjadi beberapa kelompok besar:

  1. Pelaksana (operator) lapangan

Jumlahnya amat banyak, biasanya terlihat melakukan tindakan penyelamatan dan evakuasi (Search And Rescue), distribusi logistik, pengobatan massal, pendampingan psikologis bagi para korban, instalasi infrastruktur atau sistem (shelter, MCK, de el el), pengambilan data dan pekerjaan fisik lainnya dilapangan. Mereka inilah sebagai ujung tombak proses pelaksanaan tanggap darurat dan sayangnya yang memiliki resiko paling besar, baik terpapar penyakit (bila tanggap darurat wabah), resiko keamanan, kelelahan fisik maupun ancaman bencana susulan (longsor di jalan pada saat akan melakukan distribusi, misalnya).

  1. Analisis, administratif ataupun manajemen

Tidak sebesar operator dilapangan, tugas utamanya adalah memastikan roda operasi kemanusiaan berjalan dengan baik, memberikan analisis untuk pengambilan keputusan ataupun malahan adalah pengambil keputusan. Biasanya secara berkala meninjau lapangan, sehingga dibandingkan dengan operator, tingkat resiko yang di hadapi lebih kecil, walaupun tetap ada.

IMG_20151113_153818[437]

Kembali pada topik semula, perlengkapan pendukung atau daily carry apakah yang biasanya dipersiapkan manakala akan bertugas ke lokasi yang terdampak oleh bencana? Sebelum saya menjawab, ada hal-hal yang perlu teman-teman perhatikan manakala akan bertugas sebagai bagian dari tim tanggap darurat:

relawan [499]

  1. Kondisi lingkungan sekitar tempat bertugas

Apakah teman-teman bertugas di lokasi yang terdampak bencana wabah? Bila wabah, bagaimanakah penularannya? Konflik? Bencana alam? Bila bencana alam, bencana alam apakah yang telah terjadi di situ? Termasuk didalamnya yang wajib diperhatikan adalah kondisi geografis, cuaca, infrastruktur pendukung, dll.  Ini jelas akan menentukan peralatan yang akan teman-teman bawa. Selalu berusaha memperoleh informasi selengkapnya mengenai kondisi dilapangan sebelum berangkat ke lokasi, termasuk didalamnya seperti apa akses keluar-masuk lokasi, titik kumpul bilamana terjadi bencana susulan, rumah sakit terdekat, de el el. Knowledge is power, sodara-sodara 😊. Satu hal yang perlu diingat, banyak resiko yang timbul dilapangan pada kondisi yang tidak stabil seperti ini, seperti kemungkinan merebaknya wabah dilokasi bencana alam karena penanganan yang terlambat ataupun bencana alam di lokasi konflik bersenjata yang tingkat kerawanannya amat tinggi. Memahami resiko, dampak yang mungkin timbul, kerentanan yang dimiliki beserta cara mengurangi resiko adalah bagian penting yang harus dipahami (risk management).

  1. Kondisi fisik dan mental

Ini hal yang paling utama. Kunci nya adalah ‘SAFETY IS PARAMOUNT’ yang bila dijelaskan, bahwa keselamatan diri sendiri yang terpenting. Kita tidak akan dapat menolong orang lain namun kemudian justru membahayakan diri sendiri. Pastikan bahwa secara fisik teman-teman siap untuk bertugas dan secara psikologis teman-teman siap untuk berada di lingkungan dengan kodisi ekstrim yang baik langsung maupun tidak langsung akan sangat mempengaruhi teman-teman.

Seeperti dijelaskan diatas, ada baiknya memperhatikan tipe bencana yang akan dihadapi dan mempersiapkan diri baik itu vaksin, obat-obat pribadi (terutama bila memiliki sejarah penyakit yang membutuhkan penangan khusus) maupun perlengkapan P3K pribadi, walaupun biasanya organisasi ataupun Lembaga yang menaungi teman-teman telah menyediakan misalnya. Satu fakta yang menarik (walaupun miris..) adalah, angka kematian terbesar pekerja kemanusiaan dilapangan di sebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan keletihan. Ini dapat menjadi catatan penting saya harap. Selalu laporkan pada penanggung jawab operasi bilamana teman-teman memiliki riwayat penyakit yang membutuhkan penanganan khusus.

Khusus untuk vaksin, ada beberapa vaksin yang biasanya disarankan untuk teman-teman yang akan berangkat bertugas di wilayah yang terdampak bencana, contohnya untuk bencana dimana kemungkinan kualitas air dan sanitasi yang tersedia buruk, vaksin kolera, tifoid, hepatitis A, meningitis amat sangat disarankan, vaksin tetanus bagi teman-teman yang terjun langsung untuk melakukan operasi penyelamatan dengan resiko terluka akibat benda-benda tajam dilapangan. Penugasan ke wilayah afrika mensyaratkan teman-teman untuk mendapatkan vaksinasi yellow fever dan tertera dalam buku kuning vaksin (International Certificate of Vaccination or Prophylaxis) yang biasanya akan diperiksa di bandara saat kedatangan. Untuk malaria, vaksin yang ada masih pada tahap uji coba, jadi membawa pil kina biasanya disarankan dalam kondisi ini. Namun pada akhirnya yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter sebelum berangkat bertugas. Lembaga-lembaga kemanusiaan internasional mensyaratkan pemeriksaan kesehatan dan memberikan check list vaksin wajib sebelum tim dapat diturunkan ke lokasi.

IMG_20200203_084646_364[453]

Bagi yang belum tau, seperti apa sih kerja vaksin dalam tubuh? Vaksin adalah bahan antigen yang digunakan untuk menghasilan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Nah, pemberian vaksin atau imunisasi ini dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi pengaruh seseorang terkena infeksi penyebab penyakit.

Dengan menyuntikkan antigen ke dalam tubuh melalui imunisasi, maka sistem kekebalan tubuh dapat mengenali organisme asing, misalnya virus sebagai penyebab penyakit dan kemudian  menghasilkan antibodi. Antibodi tersebutlah yang nantinya akan melawan patogen sebelum menyebar dan menyebabkan penyakit.

Durasi pengulangan pemberian vaksin:

  • Yellow Fever, tetanus, difteria, diulang setiap 10 tahun
  • Kolera, Meningitis diulang setiap 2 tahun
  • Tifoid, diulang setiap 3 tahun

Ada banyak Rumah Sakit atau Klinik yang menyediakan jasa vaksinasi (Kecuali beberapa vaksin seperti vaksin Yellow Fever yang biasanya hanya tersedia di Klinik Kesehatan Pelabuhan – KKP) Seperti Rumah Vaksinasi Pusat, tetapi tidak semua dapat menyediakan buku International Certificate of Vaccination or Prophylaxis yang merupakan buku yang digunakan untuk mendata semua vaksin yang teman-teman terima dan menjadi persyaratan wajib bilamana teman-teman bertugas di Afrika, atau mungkin akan melakukan perjalanan Haji atau Umrah. Buku ini dapat diperoleh di klinik-klinik pemerintah di Bandara atau Pelabuhan. Klinik yang saya tahu menyediakan buku dan vaksinasi antara lain adalah KKP Kelas 1 Soekarno-Hatta, KKP Halim Perdana Kusumah atau KKP Kelas 1 Tanjung Priok.

Hal yang biasa terjadi dilapangan (untuk penugasan selain di lokasi bencana wabah) adalah luka terbuka akibat terkena benda tajam, penyakit kulit, pernafasan ataupun keletihan, jadi menurut pengalaman saya, membawa obat-obat dan suplai untuk pengobatan luka seperti betadine, antiseptik, pembalut luka, kemudian obat-obat influenza dan vitamin adalah wajib. Untuk antiseptik, saya biasanya membawa larutan Dettol karena selain dapat mencuci luka, Dettol dapat digunakan sebagai desinfektan lantai (dicampur dengan air untuk mengepel lantai misalnya) dan bisa untuk desinfektan pakaian yang digunakan teman-teman (untuk merendam baju setelah dicuci).

  1. Tugas dan kewajiban

Apa yang akan menjadi kewajiban utama teman-teman saat dilapangan (walaupun rangkap tugas sudah menjadi kebiasaan, apalagi bila budget operasi yang minim)? Apakah operator atau lebih banyak berkutat di bidang administrasi dan analisis, misalnya? Bilamana operator tentunya perlegkapan APD (Alat Pengaman Diri) sesuai dengan spesifikasi tugas adalah keharusan. Banyaknya perlengkapan yang teman-teman bawa akan mempengaruhi kemampuan mobilitas teman-teman, terutama bila harus melakukan perjalanan ke lokasi terpencil.

  1. Durasi tugas

Tidak perlu rasanya harus membawa semua pakaian yang teman-teman punya (termasuk baju lebaran taun kemaren.. 😊) bila teman-teman hanya ditugaskan dalam periode yang singkat, walaupun yang sering terjadi adalah perpanjangan waktu tugas dari jangka waktu tertentu menjadi ‘hingga maut evakuasi memisahkan kita’ 😊 (ini sebenernya curcol teman-teman relawan yang seringkali diberangkatkan tanpa diberi kejelasan berapa lama penugasan mereka dilapangan..)

  1. Peralatan ataupun support dari lembaga / organisasi

Berkaitan dengan banyaknya peralatan yang akan teman-teman bawa dan kemampuan mobilitas teman-teman, ada baiknya berdiskusi dengan pimpinan mengenai peralatan ataupun support perlengkapan yang disediakan oleh Lembaga atau organisasi teman-teman. Misalnya organisasi menyediakan APD lengkap bagi teman-teman (terutama bila ditugaskan ke lokasi yang terkena wabah), saya rasa tidak perlu juga teman-teman membawa sendiri beberapa set lengkap, kecuali hal-hal kecil yang sifatnya pribadi seperti masker wajah.

  1. Kultur

Indonesia terdiri dari 34 propinsi dengan ratusan suku dan bahasa, tentunya dengan kultur yang berbeda-beda, jadi hal-hal yang mungkin wajar di daerah teman-teman belum tentu dapat diterima di daerah lain. Walaupun ini tidak berpengaruh banyak pada topik yang akan kita bahas, tetapi saya merasa ini amat penting disampaikan pada kesempatan ini, karena banyak kejadian, terutama pergesekan antar pekerja kemanusiaan dari luar daerah dengan penduduk lokal dikarenakan adanya perbedaaan pandangan ataupun kultur di kedua belah pihak yang berujung pada eskalasi situasi keamanan. Satu hal yang harap diingat, kedatangan kita untuk membantu jangan diartikan bahwa kita wajib memperoleh perlakuan istimewa.  Ada kode etik dan rambu-rambu, baik yang tertulis maupun tidak, yang mengatur tindak tanduk dan sikap kita dilapangan.

IMG_3099

Setelah teman-teman mengerti poin-poin diatas, kita akan mulai membahas peralatan seperti apa yang sebaiknya dipersiapkan dan di bawa. Namun harap diingat, ini bukanlah standar baku yang menjadi kewajiban, namun hanya panduan untuk memberikan gambaran dan ini diambil dari pengalaman saya pribadi.

versi cetak disaster

  1. Tas

Umumnya teman-teman akan membawa minimal 2 tas, yaitu tas untuk memuat kebutuhan teman-teman selama di lapangan (pakaian, dan peralatan lainnya) serta tas yang digunakan sehari-hari saat bertugas dilapangan.  Satu persyaratan wajib yang sebaiknya dimiliki oleh tas yang akan dipilih, mengingat alam tropikal Indonesia serta kepulauan yang dapat hujan kapan saja, dan pergerakan dengan moda transportasi air adalah tahan terhadap percikan air (water repellent dimana air tidak menempel ataupun meresap pada permukaan tas) atau malahan waterproof dimana tas memiliki ketahanan terhadap air atau setidaknya memiliki rain cover yang baik.

  • Travel bag

Banyak sekali travel bag yang di jual dipasaran sesuai dengan kebutuhan ataupun kemampuan finansial teman-teman, dari carrier hingga koper cantik (ayoooo… mana mataaa genitnyaaaaaa…) 😊. Namun kembali  lagi, bertugas pada masa tanggap darurat, apalagi bila ditugaskan di lokasi yang terpencil, memilih travel bag yang tepat amatlah penting karena ini amat mempengaruhi mobilitas teman-teman. Hindari membawa travel bag terlalu banyak, membawa travel bag jenis koper yang tidak memiliki roda misalnya, karena akan menyusahkan saat bergerak dan akan memakan tempat, mengingat beberapa kendaraan ke lokasi-lokasi terpencil adalah kendaraan kecil dan memiliki tempat yang terbatas.

  • Daily carry

Jenis tas ransel atau backpack adalah tas yang umum dipilih karena nyaman untuk dibawa, dimana beban di bagi diantara kedua bahu (berbeda dengan tas model messenger bag, misalnya). Namun kembali lagi sesuaikan dengan kebutuhan teman-teman, baik ukuran maupun modelnya. Kelemahan sebagian besar backpack adalah pada yang ditimbulkan di punggung bila dibawa pada waktu lama karena tidak adanya ventilasi udara yang cukup disitu. Untuk lebih jelasnya, teman-teman dapat mengacu pada tulisan saya mengenai tas sebelumnya (klik disini).

  1. P3K pribadi

Terlepas apakah Lembaga/organisasi menyediakan kotak P3K di tempat anda bertugas atau menginap, ada baiknya tetap membawa sendiri kotak P3K pribadi yang tentunya juga memuat obat-obatan tertentu bila anda memiliki sejarah penyakit. Untuk detil standar P3K, teman-teman mungkin dapat melihat tulisan saya sebelumnya dengan judul First Aid Kit (klik disini). Selain itu, mosquito repellent atau lotion pengusir nyamuk juga sebaiknya di bawa, karena nyamuk juga merupakan ‘musuh’ utama teman-teman dilapangan mengingat masalah dengan kebersihan lingkungan di wilayah yang sedang mengalami kerusakan, terutama jika sedang dalam musim penghujan dengan genangan air yang bertebaran dimana-mana.

FAK 01

  1. Makanan

Makanan adalah salah satu tantangan saat teman-teman akan bertugas, terutama pada beberapa hari awal setelah terjadinya bencana dalam skala menengah-besar. Beberapa Lembaga atau organisasi menyikapi kondisi ini dengan menyediakan makanan bagi tim nya, namun yang sering menjadi masalah biasanya pada saat bertugas dilapangan. Membawa makanan kecil yang ringan, dapat di makan langsung dan mengandung nilai gizi yang baik menjadi penting, Untuk ini, makanan seperti energy bar adalah salah satu solusi yang realistis. Konsep dasar energy bar sangat sederhana, dimana sebagai tambahan / pengganti sementara yang mengandung sereal dan makanan berenergi tinggi yang ditargetkan untuk orang-orang yang membutuhkan energi cepat tetapi tidak punya waktu untuk makan. Selain itu, membawa coklat batangan juga dapat menjadi opsi. Selalu membawa 2 atau 3 batang energy bar atau coklat, yang tidak memakan tempat banyak, saya rasa tidak merugikan teman-teman (apalagi kalau bisa diberikan topping nasi padang lengkap diatasnya… hahahahaha).

  1. Air

Banyak sekali literatur yang menyatakan bahwa orang dewasa sebaiknya meminum 8 gelas sehari untuk memenuhi kebutuhan akan air, namun hal ini kembali lagi tergantung kepada aktifitas teman-teman dan kondisi dimana teman-teman berada. Hal ini mungkin akan meningkat bilamana teman-teman melakukan aktifitas berat di lokasi yang memiliki suhu tinggi terpapar matahari langsung. Yang terpenting adalah tetap menjaga jangan sampai tubuh mengalami dehidrasi. Salah satu tips yang dapat saya bagikan, hal paling mudah untuk mengetahui apakah tubuh teman-teman telah memperoleh asupan air cukup adalah dengan melihat warna air seni pada saat teman-teman berkemih. Semakin keruh warnanya (kuning tua atau bahkan coklat), berarti tubuh semakin kekurangan cairan dan membutuhkan penggantian atau rehidrasi secepatnya. Salah satu tantangan di lapangan adalah memperoleh air minum yang bersih dan aman, jadi selain mengkonsumsi air mineral dari perusahaan besar, menggunakan botol minuman yang mempunyai water filter juga dapan menjadi opsi. Untuk penjelasan lebih lengkap mengenai water filter dapat dilihat di tulisan saya sebelumnya (klik disini).

  1. Pakaian

Selalu membawa pakaian yang sesuai dengan kondisi dan iklim, menyediakan paling tidak satu setel pakaian bersih didalam tas teman-teman saat akan melakukan trip ke lokasi-lokasi yang terisolasi, bilamana teman-teman terpaksa harus menginap. Segera ganti pakaian bilamana telah basah, karena menggunakan pakaian basah dalam jangka waktu lama selain tidak nyaman juga akan berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti penyakit kulit. Satu yang paling penting adalah selalu mengganti pakaian dalam teman-teman bila berada dilapangan. Bilamana tidak memungkinkan untuk mencuci, membawa dan menggunakan disposable underwear yang banyak dijual dipasaran juga dapat menjadi opsi. Jadi jangan dibiasakan menggunakan side A dan side B bergantian ya teman-teman.. (ayo teman-teman angkatan 90an yang tau apa itu side A /B, mana suaranyaaaaaaa!!  😊)

  1. Jaket / rain coat

Mengingat Indonesia adalah negara tropikal yang memiliki curah hujan tinggi, membawa jaket ataupun raincoat adalah satu keharusan pada saat akan bertugas. Saat ini banyak sekali model jaket dan raincoat yang ditawarkan dipasaran dengan range harga yang amat sangat bervariatif. Satu hal yang harus diingat, jaket atau raincoat bukanlah pakaian pengganti, jadi kebiasaan menggunakan jaket atau raincoat tanpa menggunakan pakaian didalamnya bukanlah suatu kebiasaan yang baik, karena selain akan membuat suhu tubuh semakin dingin (walaupun menghalangi air), karena keringat karena jaket atau raincoat dirancang untuk memiliki pori-pori yang kecil sehingga panas tubuh ridak keluar dan akan semakin menaikkan temperatur didalam tubuh, mengakibatkan keringat dan pada akhirnya tubuh akan semakin dingin. Menggunakan jaket yang memiliki banyak layer (jaket dengan lapisan seperti sweater didalamnya, yang dapat dilepas) didaerah yang bersuhu tinggi juga, walaupun terlihat keren di poto dan dapat menjadi profile Instagram, bukan solusi yang baik, kecuali bila teman-teman melakukan tugas di Bromo atau puncak Jaya Wijaya.. 😊

  1. Penutup kepala

Walaupun saya bukan orang yang suka menggunakan topi, tapi penutup kepala merupakan salah satu perlengkapan yang sebaiknya di bawa pada saat bertugas (TIDAK! Apapun yang tertulis disini, kamu tidak boleh menggunakan jilbab!! Lepaskan jilbabnya segera, Bambang!!!). Selain untuk melindungi dari paparan panas, juga dapat menjaga mata dari kelelahan akibat selalu melihat dalam cahaya yang menyilaukan ataupun terlalu terang.

  1. Masker wajah

Salah satu peralatan wajib bilamana bertugas di wilayah yang mengalami bencana wabah atau erupsi gunung Merapi yang debunya amat sangat berbahaya bagi kesehatan. Ini juga dapat digunakan untuk teman-teman yang tidak dalam kondisi yang baik, sedang mengalami influenza, misalnya, dan tidak ingin menularkan pada orang-orang lain. Selain itu, bagi teman-teman yang bertugas untuk melakukan proses penyelamatan dan evakuasi, masker digunakan untuk mengurangi bau tidak sedap yang timbul dilapangan. Satu tips ringan untuk mengurangi bau, bila tidak memiliki masaker bagus yang dapat mengurangi bau dengan baik, gunakan 2 lembar masker tipe surgery (masker tipis dan biasanya berwarna hijau) dan taburkan bubuk kopi diantara masker tersebut. This is it! Selamat mencoba! 😊  Penjelasan lebih lengkap mengenai masker dapat dilihat di tulisan saya sebelumnya (klik disini).

  1. Sarung tangan

Sarung tangan adalah pelindung wajib bagi teman-teman yang akan melakukan pekerjaan fisik seperti SAR, konstruksi, logistik di gudang maupun tenaga kesehatan, dengan spesifikasi yang berbeda-beda tentunya. Sarung tangan berbahan latex tipis untuk teman-teman petugas kesehatan, berbahan kulit atau kevlar (material tahan api dan dapan memberikan perlindungan maksimal dari bahaya terpotong) untuk teman-teman konstruksi, ataupun sarung tangan latex tebal selengan untuk teman-teman tim SAR. Sesuaikan dengan kebutuhan teman-teman dilapangan, bahkan sah-sah saja bilamana dirasa tidak perlu karena teman-teman hanya bertugas sebagai tim administratif, misalnya.

  1. Alas kaki

Alas kaki yang baik dan tepat merupakan keharusan karena kemampuan mobilitas teman-teman amat sangat bergantung pada anggota gerak ini. Bahaya mengancam bilamana menggunakan alas kaki yang tidak tepat, seperti misalnya menggunakan sendal jepit tipis saat berada diwilayah yang masih banyak bertebaran puing-puing bangunan dengan kemungkinan banyak paku berkarat bertebaran atau di wilayah banjir yang penyebaran leptospirosis dapat dengan mudah terjadi melalui air tergenang, atau bahaya tertimpa kotak pada saat berada di gudang. Pilih alas kaki yang dapat melindungi teman-teman secara maksimal, namun tetap memberikan kenyamanan. Penjelasan lebih lengkap mengenai alas kaki dapat dilihat di tulisan saya sebelumnya (klik disini).

  1. Sleeping bag / matras

Ini juga menjadi salah satu pengalaman saya, betugas di lokasi yang tidak menyediakan akomodasi yang layak, sehingga harus menggunakan sleeping bag ataupun matras sendiri. Memang, membawa matras atau sleeping bag terkadang menyulitkan karena ukurannya yang jelas memakan tempat, namun harus diingat, istirahat yang baik adalah satu hal yang wajib diperoleh untuk memastikan teman-teman dapat beraktifitas maksimal setiap harinya, belum lagi resiko terkena penyakit akibat istirahat yang tidak cukup. Untuk sleeping bag, kembali lagi, perhatikan ketebalan dan bahan pada saat akan membeli, terutama beberapa sleeping bag di rancang untuk melindungi teman-teman dari suhu yang sangat rendah atau dingin (sleeping bag dengan bahan bulu angsa didalamnya misalnya), namun justru tidak efektif untuk dipergunakan di wilayah yang memilihi suhu tinggi. Belum lagi sleeping bag tipe ini biasanya lebih tebal dan berat.

  1. Alat penerangan

Sebagaimana umumnya yang terjadi setelah bencana alam, ketiadaan listrik dan cahaya adalah satu hal yang akan teman-teman hadapi dilapangan. Membawa senter atau headlamp sudah menjadi satu standar yang tidak dapat dipisahkan, bahkan dalam kehidupan normal, dimana terkadang kita membutuhkannya untuk men tackle kondisi seperti mati lampu, de el el. Kembali pada kondisi dilapangan, memilih senter yang baik tentunya akan mentukan efisiensi alat tersebut dalam membantu tugas teman-teman.

Satu hal yang sering ditanyakan pada saat akan membeli senter / headlamp (selain harga..) adalah lumen dari senter tersebut. Binatang model apakah lumen ini? 😊

Lumen (simbol: lm) adalah satuan turunan SI untuk fluks cahaya, mengukur jumlah total cahaya terlihat yang dipancarkan sebuah sumber. Secara umum, semakin besar lumen, semakin besar atau terang cahaya yang dihasilkan.Namun tidak semua kegiatan membutuhkan senter dengan lumen besar, paramedik misalnya, untuk pemeriksaan mata sebaiknya menggunakan senter yang dapat disetel hingga hanya mengeluarkan cahaya sebesar 5 lumen untuk menghindari kerusakan pada mata pasien. Pada senter biasanya ini merupakan output paling minimum dan tidak semua senter memiliki cahaya minimum seperti ini.

Secara garis besar, berdasarkan model keluaran cahaya, senter / headlamp dapat dikategorikan sebagai berikut:

  • Throw

         Dimana cahaya yang dikeluarkan lebih fokus dengan jarak pandang yang biasanya lebih jauh. Biasanya ini efektif untuk teman-teman yang bertugas untuk melakukan kegiatan Search and Rescue luar ruangan seperti water rescue, dimana membutuhkan cahaya yang lebih terfokus dengan jarak pandang yang lebih jauh.

         Cara paling mudah mengidentifikasikan bahwa senter / headlamp yang teman-teman gunakan adalah dengan melihat reflektornya (bagian dalam senter yang mengelilingi lampu senternya), dimana senter thrower akan memiliki reflektor yang mulus, atau biasa diistilahkan smooth, dan lebih dalam, membentuk parabola. (Gambar kanan bawah)

  • Flood

         Dimana cahaya yang dikeluarkan lebih melebar dengan jarak pandang yang lebih pendek dibandingkan senter thrower dengan lumen yang sama. Ini amat efektif untuk penggunaan di dalam ruangan, contohnya bagi teman-teman yang melakukan operasi CSSR (Collapse Structure Search and Rescue) dan melakukan pencarian dalam gedung.

         Berbeda sengan thrower, senter / headlamp menggunakan reflektor yang biasa disebut orange peel, karena bertekstur keriput seperti kulit jeruk. (Gambar kanan atas)

IMG_20200203_090000_843[452]

Selain keluaran cahaya nya, sumber energi dari senter / headlamp itu sendiri harus diperhatikan, apakah itu menggunakan solar cell yang menggunakan tenaga matahari, dimana untuk mengisi daya cukup dengan menjemur di bawah sinar matahari atau dengan menggunakan batere. Hampir sebagian besar senter/headlamp yang bagus menggunakan batere dengan model 18650 atau CR 123 yang rechargeable atau dapat diisi ulang, namun dilokasi yang terpencil dengan listrik yang benar-benar tidak dapat diharapkan kehadirannya, ini bukanlah suatu pilihan yang amat tepat. Membawa beberapa batere dapat menjadi solusi, namun itu pastinya akan menambah beban teman-teman, belum lagi kerumitan di pesawat udara bilamana membawa terlalu banyak batere. Saya menyarankan agar senter dengan batere AAA atau AA dapat menjadi pilihan, karena dapat dijual dengan bebas dipasaran. Pemilihan senter dan batere sendiri amat kompleks, sehingga sebaiknya akan dijelaskan lebih detil di artikel terpisah (mohon bantuannya, wahai para suhu Flasholic! 😊). Ada satu tulisan di blog teman saya, Mas Yeni Setiawan, yang mungkin dapat membantu teman-teman. (klik disini).

Satu tips, kesalahan para pemula pada saat menggunakan senter LED adalah menyetel senter pada maksimum brightness untuk segala kondisi yang mengakibatkan batere lebih cepat habis dan senter lebih cepat panas. Untuk kondisi normal seperti berjalan malam atau mencari sesuatu di dalam tas misalnya, menggunakan settingan rendah atau menengah sudah cukup seharusnya. (Terima kasih Mas Yeni buat sumbangan tipsnya!)

  1. Multi tools / pisau lipat

Sebelum kita mulai lebih jauh, harap dimengerti peraturan pemerintah mengenai membawa pisau lipat di muka umum (klik disini) dan menggunakannya secara bijaksana dan bertanggung jawab.

Satu poin yang paling penting diingat, multitools dan pisau lipat hanyalah alat bantu yang digunakan dalam kondisi terdesak, dimana alat yang sebenarnya tidak tersedia. Contohnya adalah menggunakan tang pada multitools, bilamana pekerjaan teman-teman memang diketahui selalu membutuhkan tang, sebaiknya membawa tang yang memang dikhususkan untuk itu. Penggunaan multi tool dalam jangka waktu lama tidak disarankan karena memang tidak nyaman dan terkadang tidak terlalu efektif.

Banyak sekali jenis dan ukuran pisau dan ukuran multitools yang dijual dipasaran. Terutama multitools, selain ukuran, peralatan pendukung yang tersedia didalamnya juga amat bervariasi, dari gunting, bebagai tipe obeng, gergaji, gunting de el el. Kalau saya pribadi, alat yang harus selalu ada didalam multitools saya adalah obeng, tang dan gunting, karena ketiga alat inilah yang selalu saya butuhkan baik sehari-hari maupun pada saat bertugas. Beberapa tipe multitools juga mencoba mengakali berat totalnya dengan menggunakan bahan yang kuat namun ringan, seperti Leatherman Charge TTi yang walaupun berukuran gambot, tetapi ringan karena menggunakan bodi titanium.

20131201_090928[439]

Untuk pisau sendiri, secara garis besar, berdasarkan permukaan bagian tajamnya, pisau sendiri terbagi 2, yaitu plain edge (permukaan bagian tajamnya halus dan rata) dan serrated edge (permukaan tajamnya bergerigi seperti gergaji).

  • Perbedaan utama antara keduanya adalah bagaimana teman-teman menggunakan pisau teman-teman. plain edge biasa unggul bila memotong sambi menekan sedang serrated edge unggul di pemotongan irisan. Contoh terbaik dari gerakan irisan adalah ketika mengiris sepotong roti dimana teman-teman tidak mendorong bilah melainkan menyeret ujungnya (seperti menggunakan gerakan menggergaji) di atas roti.
  • Secara umum serrated edge akan lebih unggul ketika mengiris bahan tebal, keras dan berserat. Tepi bergerigi cenderung ‘mencengkeram’ permukaan apa yang dipotong dengan mudah. Ini akan memungkinkan gerigi untuk menusuk dan merobek objek lebih cepat. Bahkan gerigi yang tumpul lebih unggul dalam mengiris objek dan ini sering menjadi alasan orang sering lebih memilih gerigi dan percaya bahwa mereka tetap lebih tajam, lebih lama. Biasanya tipe ini digunakan untuk pekerjaan seperti memotong tali.
  • Plain edge adalah yang pilihan terbaik saat membutuhkan ketelitian dan akurasi. Plain edge unggul dalam tugas-tugas seperti mengukir, atau mengupas buah seperti apel. Keuntungan utama dari pisau tepi ini adalah fleksibilitasnya.
  • Saat ini, pisau bermata kombo menjadi semakin populer. Idealnya bilah kombo adalah yang terbaik karena menggabungkan kedua jenis tepi. Ia akan dapat mengiris secara efektif tetapi juga memiliki bagian tepi yang polos untuk potongan yang mebtuhkan tekanan. Namun pisau tipe ini memiliki kelemahan, dimana penempatan serrated edge ke arah sudut dekat pegangan membuat irisan sedikit lebih berbahaya. Dan tepi terpisah antara keduanya menyusutkan bagian yang berguna untuk setiap jenis tepi. Belum lagi fakta bahwa tepi kombo secara khusus dibuat agar serbaguna, sehingg bukanlah menjadi alat terbaik untuk melakukan pekerjaan.

Detil mengenai jenis pisau berdasarkan bentuk dan anatomi nya dapat mengacu pada tulisan saya sebelumnya. (klik disini).

Yang terakhir, pisau maupun multitool harus selalu dibersihkan dan dikeringkan setelah dipergunakan untuk menghindari karat (karena tidak semua alat menggunakan baja berbahan anti karat seperti Baja H1), dan bilamana sudah terasa kurang tajam agar di stropping atau asah untuk menghindari kecelakaan karena menggunakan pisau yang tumpul (yang seringkali terjadi adalah orang akan menggunakan tenaga yang lebih besar pada saat menggunakan pisau yang tumpul, mengakibatkan kemungkinan tergelincir dan melukai yang lebih besar).

  1. Powerbank / solar panel

Saya rasa saya tidak perlu menjelaskan kebutuhan powerbank dan solar panel dalam tugas teman-teman. Namun kali ini saya akan menyoroti Surat Edaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Nomor 15 tahun 2018 tentang Ketentuan Membawa Pengisi Baterai Portabel (Powerbank) dan Baterai Lithium Cadangan pada Pesawat Udara, terutama bagi teman-teman yang akan menggunakan pesawat udara pada saat akan melakukan tugasnya.

  • Powerbank tidak boleh dimasukkan kedalam bagasi
  • Kapasitas powerbank yang tidak boleh dibawa ke kabin adalah lebih dari 32,000 mAh (160 Wh) dan kapasitas yang tidak dapat diidentifikasi. Kapasitas yang tidak dapat diidentifikasi ini maksudnya tulisan daya powerbank terhapus atau buram, atau tidak ada keterangan sama sekali.
  • Adapun kapasitas powerbank yang boleh dibawa ke dalam kabin adalah kurang dari 20,000 mAh (100 Wh). Kalaupun membawa powerbank dengan kapasitas antara 20,000 sampai 32,000 mAh (100 – 160 Wh), maka perlu persetujuan maskapai dan hanya boleh membawa maksimal dua buah powerbank.

Jadi harap dipatuhi ya teman-teman, demi keselamatan bersama.

  1. Kompas / GPS / peta

Saat ini, kebutuhan akan peta dan kompas dapat di tackle dengan mudah dengan adanya aplikasi-aplikasi pada smartphone teman-teman. Namun permasalahannya adalah sebagian aplikasi ini tergantung pada jaringan dan kuota yang dimiliki teman-teman, sehingga ada baiknya tetap membawa peralatan yang khusus untuk ini bilamana pekerjaan teman-teman memang amat tergantung pada akurasi lokasi dan pemetaan seperti SAR dan pengeboran. Saya sendiri mengakali kebutuhan akan paralatan cadangan dengan membuat gelang paracord yang kemudian diaplikasikan dengan kompas model button atau kancing, dan buckle yang memiliki pluit, mirror dan fire starter. Doa saya adalah semoga saya tidak perlu menggunakannya…  😊

IMG_20200203_111646_240[454]

  1. Peluit

Peluit ini sendiri merupakan bagian dari peralatan tidak terpisahkan dari peralatan wajib untuk para penggila kegiatan alam bebas ataupun rescuer. Memiliki peluit dapat digunakan lebih efektif untuk mendapatkan perhatian dan bantuan, terutama bila teman-teman terjebak dan membutuhkan alat untuk menarik perhatian tim penyelamat. Berada di depan umum, peluit bisa menjadi teman terbaik jika teman-teman dalam kesulitan atau diserang. Ketika dalam kesulitan atau diserang, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah meniup peluit itu jika teman-teman tidak memiliki cara lain untuk membela diri.

  1. Signal mirror

Signal mirror atau cermin sinyal secara khusus dirancang untuk memberi sinyal jika terjadi kesulitan. Tidak seperti cermin lainnya, cermin sinyal hadir dengan permukaan mengkilap bersama dengan lubang yang diletakkan tepat di tengah.

Teman-teman dapat memberi sinyal SOS menggunakan cermin atau bahan apa pun yang memantulkan sinar matahari. Ditujukan menuju pesawat terbang, kapal atau kendaraan penyelamat apa pun akan membuat teman-teman lebih terlihat. Lebih dari itu memantulkan cahaya tiga kali pendek, tiga kali panjang, tiga kali pendek (SOS) akan membiarkan mereka tahu bahwa teman-teman dalam kesulitan.

  1. Pemantik api

Selalu bawa pematik api sekalipun teman-teman mungkin bukan perokok, karena pematik api dapat berguna bilamana teman-teman bertugas dilapangan, dari untuk membakar ujung-ujung benang pada pakaian atau tas untuk mencegah benang tersebut terurai lebih jauh ataupun untuk membakar ujung jarum untuk mengeluarkan duri dari kulit, misalnya.

  1. Waterproof case

Walaupun istilahnya terdengar canggih, namun waterproof case ini bisa mengacu pada wadah kedap seperti Pelican ataupun Otterbox atau justru hanya plastic ziplock tebal. Fungsi wadah ini adalah untuk menyimpan kopi dokumen, uang kontan ataupun barang-barang penting yang amat rentan terhadap air. Bahkan saya pribadi selalu menggunakan plastic ziplock ukuran besar untuk menyimpan pakaian ganti saya saat sedang melakukan tugas ke lokasi project untuk menjaga agar tetap kering pada saat akan digunakan.

  1. Foto kopi dokumen pribadi

Biasakan menyimpan kopi dokumen dan tanda pengenal pribadi seperti KTP, SIM, ataupun Passport dan Visa (bila sedang bertugas diluar negeri) untuk mempermudah pengurusan dan pelaporan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan ataupun kehilangan.

  1. Buku catatan dan pulpen/pensil/permanent marker

Saya selalu menuliskan informasi-informasi penting kedalam buku catatan untuk menjaga bilamana telepon genggam ataupun laptop yang saya gunakan kehabisan daya, rusak atau bahkan hilang. Informasi penting yang biasanya saya tuliskan adalah nomor telpon penting (keluarga terdekat, kantor, kantor polisi terdekat atau rumah sakit), kemudian alamat lokasi proyek (terutama bila saya berada di lokasi yang baru dan belum mengenal dengan baik lingkungan sekitarnya. Selalu menyiapkan rencana cadangan, teman-teman..

  1. Uang kontan

Dengan ATM yang mungkin tidak berfungsi dan jaringan telepon yang mungkin tidak menunjang teman-teman untuk melakukan tansaksi online, membawa uang kontan adalah solusi paling realistis, namun harap diingat bahwa membawa uang kontan terlalu banyak juga memberikan resiko keamanan, terutama bila dikatahui oleh orang banyak. Usahakan disimpan dalam tempat tersembunyi dan dipecah menjadi beberapa bagian, jadi bilamana terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, teman-teman tidak kehilangan semua uang teman-teman pada saat yang bersamaan. Misalnya sebagian disimpan dalam dompet, sebagian diselipkan dalam buku catatan, sebagian lagi ada dalam tas.

  1. Tali paracord

Tali paracord adalah tali nilon kernmantle ringan yang awalnya digunakan di jalur suspensi parasut militer. tali ini sekarang digunakan sebagai kabel utilitas keperluan umum. Salah satu contoh penggunaan yang paling fantastis dan pernah dicatat oleh sejarah adalah digunakan oleh para astronot selama misi Space Shuttle ke-82 untuk memperbaiki Teleskop Luar Angkasa Hubble. Tali ini kemudian menjadi perlengkapan survival wajib bagi para penggila kegiatan alam bebas karena kekuatan dan fungsinya. Sebagai contoh, Paracord Tipe III (jenis paracord yang paling sering diperjualbelikan dan digunakan) memiliki kekuatan untuk mengangkat beban hingga 550 lbs atau + 250 kg, bagian dalamnya berisi kepangan dari 32 helai nilon yang menjadi tujuh benang dua lapis, yang setiap benang dapat digunakan baik untuk mengikat, membuat jerat binatang atau untuk memancing, misalnya. Biasanya tali ini dibawa dalam bentuk gulungan atau di jalin menjadi gelang tangan agar mudah di bawa sekaligus menjadi aksesoris (obat gantenglah kira-kira.. 😊)

Selain peralatan diatas tentu saja peralatan yang mendukung tugas dilapangan harus di listing dengan baik dan di bawa dengan packaging yang benar seperti stetoskop bagi tenaga paramedik, mini chainsaw bagi tim SAR, de el el.

Di lokasi yang memiliki resiko bencana lanjutan seperti aftershock pada gempa bumi, longsor pada bencana banjir atau lokasi dimana tinggkat resiko keamanannya tinggi dan membuka kemungkinan teman-teman harus dievakuasi kapan saja, mempersiapkan Bug Out Bag atau sering disebut BoB sepertinya merupakan suatu keharusan. BoB sendiri sendiri mengacu pada satu set perlengkapan yang dibutuhkan dalam masa lebih kurang 72 jam setelah terjadinya bencana. Dikenal dengan nama lain seperti Bail Out Bag, Grab Bag, Personal Emergency Relocation Kit, sistem ini sendiri pada awalnya digunakan dikalangan militer hingga akhirnya dipergunakan luas dengan konsep yang sedikit berbeda sesuai kebutuhan. BoB sendiri sebenernya adalah versi compact dari list diatas, tetapi mengkhususkan diri pada evakuasi, bukan kepada penugasan, sehingga peralatan yang dikemas sedemikian rupa agar mudah di bawa dan tidak mengurangi mobilitas adalah suatu keharusan.

IMG_20140912_225229

Pada akhirnya, pilihlah peralatan yang sesuai dengan kebutuhan, dan memiliki bentuk dan ukuran yang dapat memudahkan teman-teman untuk mengaturnya dalam kompartemen tas teman-teman, sehingga tidak akan menyulitkan pada saat akan di bawa. Hal yang paling penting adalah menyelaraskan kebutuhuan dilapangan dengan kemampuan teman-teman untuk membawa dan bergerak. Salah satu rumusan paling mudah, berat ransel yang di bawa sebaiknya tidak lebih dari sepertiga berat badan teman-teman.

Semoga tulisan yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi teman-teman.

Yogi_Mahendra - QR Code

 Yogi Mahendra

 

IMG-20200201-WA0047[441]

Nah, kali ini kita akan membahas versi hardcore dari tentengan wajib warga jaman now, terutama bagi para penggemar kegiatan outdoor ataupun pekerja kemanusiaan di lingkungan yang tidak ideal. Bukan kamera G*P*o dan tripodnya teman-teman (yang sambil dadah-dadah n tereak-tereak ‘Hai GAES!!’ 😊), tapi water filter portable, dengan berbagai macam bentuk dan metode penyaringannya.

Sebelum kita mulai, ada baiknya kita mulai menjelaskan alasan dan dasar-dasar logis penggunaan peralatan ini, mengingat harganya yang lumayan mahal dan pastinya memakan tempat pada saat teman-teman memasukkannya menjadi bagian dari Bug out Bag teman-teman.

Dasar penggunaan peralatan ini dikarenakan semenjak dulu air adalah salah satu kebutuhan pokok manusia (dan belum tergantikan oleh kebutuhan kuota internet, pastinya.. hehehehehe). Tubuh manusia mengandung 60% – 70% air dan menurut Piramida Maslow, manusia hanya dapat bertahan 3 hari tanpa air. Oleh karena itu, ketersediaan air bersih, terutama untuk minum menjadi salah satu keharusan dalam hidup manusia. Namun tidak selamanya kondisi tersebut ideal, dikarenakan satu dan lain hal, adanya ancaman kesehatan akibat konsumsi air telah terkontaminasi menjadi salah satu alasan water filter portable menjadi bagian penting dari peralatan untuk survival maupun kegiatan alam bebas.

IMG-20200202-WA0000[443]

Bahaya mengkonsumsi air mentah yang telah terkontaminasi adalah jelas, dan mungkin teman-teman amat sangat familiar istilah water borne disease, namun selain itu ada juga istilah-istilah yang berhubungan dengan penularan penyakit melalui atau dengan air (saya akan menjelaskan secara garis besar dan dengan Bahasa yang mudah dipahami, karena ini bukan jurnal kedokteran, sodara-sodara.. 😊):

  1. Water Borne Disease

Merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya kontaminasi baik berupa mikroorganisme ataupun zat kimia beracun pada air. Biasanya penyakit ini ditimbulkan oleh bakteri, protozoa dan cacing. Untuk penyakit dengan penyebab bakteri dan protozoa, salah satu gejala yang paling umum adalah diare, yang bilamana tidak ditangani dengan benar akan mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan parah, yang akan menimbulkan kerusakan system organ karena ketidakseimbangan asam-basa tubuh dan dapat berujung pada kematian. WHO memperkirakan bahwa water borne disease merupakan 4,1%  dari total penyebab kematian atau sekitar 1,8 juta jiwa pertahunnya, umunya diderita oleh anak-anak dan sering terjadi di daerah-daerah yang memliki sanitasi buruk. Penyakit yang sering dikategorikan sebagai water borne disease adalah kolera, kriptosporidiosis dan tipus.

  1. Water Based Disease

Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya di air seperti schistosomiasis (note: memang susah menyebutkannya, jangan khawatir 😊). Schistosomiasis (bilharziasis) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing pipih (cacing pita). Ini seringkali menyebabkan ruam, demam, panas-dingin, dan nyeri otot dan kadangkala menyebabkan nyeri perut dan diare atau nyeri berkemih dan pendarahan.

  1. Water Washed Disease

Adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan higienis perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat-alat dapur dan alat makan. Penyebab dan penyebarannya juga beragam, dari Infeksi melalui alat pencernaan, Infeksi melalui kulit dan mata ataupun penyakit yang di bawa oleh binatang pengerat. Salah satu contoh penyakitnya adalah kriptosporidiosis dan askariasis atau penyakit yang disebabkan oleh cacing gelang.

  1. Water – Related Vector – Borne Disease

Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor penyakit yang sebagian atau seluruhnya perindukan hidupnya tergantung pada air misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, yellow fever, dan sebagainya.

Mengingat bahaya yang telah di jabarkan diatas, berbagai cara dilakukan oleh manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air bersih baik melalui proses kimiawi maupun biologis. Secara garis besar, ada 2 cara untuk memperoleh air bersih yaitu Water Treatment (Pengolahan Air) dan Water Purification (Penjernihan Air). Adapun perbedaaan paling mendasar dari keduanya, dimana :

Water Treatment adalah satu proses pengolahan air sehingga mencapai persyaratan yang diinginkan, seperti misalnya proses penyaringan dan flokulasi (pengolahan limbah cair untuk menghilangkan partikel-partikel yang terdapat didalamnya) dari air sungai untuk kebutuhan industri,

Sedangkan Water Purifier sendiri adalah proses yang mensyaratkan penghapusan bakteri patogen dan bahan kimia beracun untuk dapat memenuhi spesifikasi air minum.

Water purifier sendiri bisa menjadi bagian dari water treatment selama persyaratan yang dibutuhkan terpenuhi.

Lebih dalam lagi, kita akan membahas mengenai proses water purifier atau penjernihan air, sesuai dengan topik tulisan ini sendiri, dimana secara umum, ada 6 macam proses penjernihan air, hingga dapat digunakan sebagai air minum:

  1. Memasak air

Memasak air merupakan metode paling murah dan mudah dari keseluruhan proses yang ada, namun permasalahannya adalah sumber air yang digunakan untuk memasak karena mikroba patogen tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Dalam metode ini, air bersih harus dididihkan dan didiamkan selama 1-3 menit. Untuk orang yang tinggal di daerah dataran tinggi, disarankan untuk merebus air Anda lebih lama dari air yang direbus di ketinggian lebih rendah. Ini karena air mendidih pada suhu lebih rendah di ketinggian yang lebih tinggi. Air rebusan harus ditutup dan dibiarkan dingin sebelum diminum. Untuk air yang diambil dari sumur, biarkan senyawa mengendap sdan kemudian disaring sebelum digunakan.

  1. Filtrasi

Filtrasi adalah salah satu cara efektif untuk menjernihkan air dan ketika menggunakan filter multimedia yang tepat sehingga efektif dalam membersihkan air dari senyawa berbahaya. Metode ini menggunakan proses kimia dan fisik untuk menjernihkan air dan membuatnya aman untuk dikonsumsi manusia. Filtrasi menghilangkan senyawa besar dan kecil, kontaminan berbahaya yang menyebabkan penyakit dengan proses penyaringan sederhana dan cepat. Karena penyaringan tidak menghabiskan semua garam mineral, air yang telah disaring dianggap lebih sehat dibandingkan dengan air yang dijernihkan menggunakan metode lain. Ini adalah salah satu metode penjernihan air yang efektif yang memanfaatkan proses penyerapan bahan kimia yang secara efektif menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari air.

Dibandingkan dengan reverse osmosis (proses pengolahan air yang menghilangkan kontaminan dari air dengan menggunakan tekanan untuk memaksa molekul air melalui membran semipermeable. Selama proses ini, kontaminan disaring dan disiram, meninggalkan air minum yang bersih), filtrasi dianggap efektif ketika mengeliminasi secara selektif senyawa molekul yang jauh lebih kecil seperti klorin dan pestisida. Faktor lain yang membuat penyaringan lebih murah adalah tidak memerlukan banyak energi yang diperlukan dalam penyulingan dibandingan dengan proses reverse osmosis. Ini adalah metode ekonomis pemurnian air karena sedikit air yang hilang selama proses berlangsung. Tetapi harap diingat bahwa peralatan filtrasi portable yang di jual dipasaran saat ini kebanyakan hanya mampu menyaring mikroorganisme seperti protozoa ataupun bakteri, tetapi tidak mampu untuk menyaring virus, kecuali yang memiliki penyaringan hingga 0.1 mikron.

  1. Destilasi

Distilasi adalah metode pemurnian air yang memanfaatkan panas untuk mengumpulkan air murni dalam bentuk uap. Metode ini efektif mengingat bahwa air memiliki titik didih lebih rendah daripada kontaminan dan elemen penyebab penyakit lainnya yang ditemukan dalam air. Air menjadi sumber panas sampai mencapai titik didihnya untuk kemudian dibiarkan pada titik didih sampai menguap. Uap ini kemudian diarahkan ke kondensor agar dingin. Saat didinginkan, uap dibalik menjadi air cair yang bersih dan aman untuk diminum. Zat lain yang memiliki titik didih lebih tinggi dibiarkan sebagai sedimen dalam wadah.

Metode ini efektif dalam menghilangkan bakteri, kuman, garam, dan logam berat lainnya seperti timbal, merkuri, dan arsenik. Penyulingan sangat ideal untuk orang-orang yang memiliki akses ke air baku yang tidak diolah. Metode ini juga memiliki kekurangan dimana proses pemurnian air yang lambat. Selain itu, membutuhkan sumber panas agar purifikasi dapat berfungsi. Meskipun sumber energi murah sedang dikembangkan, penyulingan tetap merupakan proses pemurnian air yang mahal. Ini hanya ideal (efektif dan paling murah) ketika memurnikan air dalam jumlah kecil (Tidak ideal untuk pemurnian skala besar, komersial atau industri).

  1. Klorinasi

Klorin adalah bahan kimia keras yang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengolah air untuk konsumsi rumah. Klorin adalah metode pemurnian air yang efektif yang membunuh kuman, parasit, dan organisme penyebab penyakit lainnya yang ditemukan di tanah atau air ledeng. Air dapat dimurnikan menggunakan tablet klorin atau cairan klorin. Sebagai produk pemurnian air alternatif, klorin murah dan efektif. Namun, harus berhati-hati saat menggunakan cairan klorin atau tablet untuk mengolah air minum. Misalnya, orang yang menderita masalah tiroid harus berkonsultasi dengan praktisi medis sebelum menggunakan produk ini. Saat menggunakan tablet klorin, penting untuk mengaplikasikannya dalam air panas, karena larut dalam air yang berada pada 21 derajat Celcius atau lebih tinggi. Tablet klorin membunuh semua bakteri sehingga air bersih dan aman. Contoh paling terkenal bagi teman-teman pekerja kemanusiaan adalah tablet penjernih air keluaran Aquamira yang mengandung klorin dioksida, Katadyne Micropur maupun Aquatabs yang berbahan aktif bentuk klorin berbasis garam yang dikenal sebagai NaDCC (Sodium Troclosene)

  1. Iodine Solution

Ini adalah salah satu metode yang efektif dan lebih nyaman. Ini juga tersedia dalam berbagai bentuk baik cairan atupun kristal dan teman-teman akan menemukan satu yang sesuai dengan anggaran yang dimilki. Memiliki kemampuan untuk membunuh virus dan bakteri, bahan ini juga ringan dan mudah digunakan. Namun, dibutuhkan sekitar tiga puluh menit sebelum dapat diminum dan bebahaya untuk wanita hamil. Selain itu, kelemahannya adalah memiliki rasa yang mungkin tidak teman-teman sukai. Setelah memasukkan tablet ke dalam wadah air, kocok wadah dan pegang botol terbalik dan tutup sedikit agar yodium mengalir ke tipis melalui tutup botol. Salah satu contoh produknya adalah Potable Aqua yang berbahan dasar tetraglycine hydroperiodide

  1. Cahaya Ultraviolet

Membutuhkan alat sepeti senter namun memancarkan cahaya ultraviolet. Teman-teman cukup mengaduknya di dalam air selama beberapa menit dan bakteri sudah dapat dibunuh. Ini sangat mudah untuk dibawa dan sangat mudah digunakan. Namun, akan membutuhkan baterai untuk mengoperasikannya dan baterai bisa habis. Selain itu, partikel padat di dalam air tidak disaring.

PORTABLE WATER FILTER – FILTER AIR PORTABEL

Nah, sekarang kita memasuki bagian utama dari tulisan ini, mengenai filter air portabel  yang umumnya di bawa dan digunakan teman-teman pada saat beraktifitas di alam bebas maupun saat kondisi darurat. Namun, satu hal yang harus diingat, hampir semua filter air portabel yang dijual di pasaran, diperuntukkan untuk kegiatan alam bebas, bukan untuk penggunaan di wilayah yang mengalami wabah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang dapat mengkontaminasi air seperti polio, hepatitis A, maupun ebola. Sebaiknya menggunakan metode berlapis bilamana teman-teman betugas di lokasi seperti ini, misalnya dengan tetap memasak air yang akan dimasukkan kedalam filter air portable dan diminum, melakukan proses penjernihan air secara kimiawi selain memfilter air. Bukan overkill sodara-sodara, tetapi lebih baik mencegah daripada mengobati.

Ada beberapa hal yang patut diperhatikan manakala teman-teman akan memilih filter air portabel yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan teman-teman:

  1. Kode pada filter air portabel

Seperti pada tulisan sebelumnya, adalah sangat penting untuk mengerti kode-kode yang dituliskan pada produk yang dijual, terutama bila hal ini menyangkut masalah kesehatan:

  • BPA Free Plastic

BPA mengacu pada senyawa Bisophenol A, yang merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengeraskan wadah makanan dari plastik dan digunakan juga dalam kaleng logam untuk mencegah terjadinya korosi. BPA memiliki komponen aktif seperti hormon estrogen. Bahan tersebut jika larut dalam air sangat berbahaya, dapat menjadi akar penyakit kesehatan. Penyakit yang ditimbulkan yaitu jumlah sperma yang rendah, risiko obesitas, pubertas dini, bahkan kanker. Produsen di seluruh dunia telah beralih ke plastik bebas BPA (BPA Free) karena dianggap aman. Wadah plastik bebas BPA ternyata belum sepenuhnya aman, karena masih dilaporkan adanya gangguan kesehatan setelah menggunakan produk-produk ini.

  • NSF/ANSI 53

Filter disertifikasi untuk mengurangi kontaminan dengan efek kesehatan. Efek kesehatan ditetapkan dalam standar ini sebagaimana diatur oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) dan Health Canada. Standar ini  mencakup adsorpsi / filtrasi yang mana adalah proses yang terjadi ketika cairan, gas, atau zat terlarut / tersuspensi melekat pada permukaan, atau di dalam pori-pori, media adsorben. Filter karbon adalah contoh dari produk jenis ini.

  • NSF/ANSI 58

Filter ini disertifikasi menggunakan sistem reverse osmosis yang mana menggabungkan proses yang menggunakan tekanan balik untuk memaksa air melalui membran semi-permeable. Sebagian besar sistem reverse osmosis menggabungkan satu atau lebih filter tambahan di kedua sisi membran. Sistem ini mengurangi kontaminan yang diatur oleh Health Canada dan EPA.

  1. Ukuran pori pada filter yang digunakan

Saat ini beragam ukuran pori yang digunakan oleh produk-produk filter air portabel dengan kisaran 1 hingga 0.1 micron. Yang terbaik adalah menggunakan filter dengan ukuran pori-pori sebesar 0.1 micron, karena dapat menyaring hampir semua mikro organisme yang dapat membahayakan kesehatan.

  1. Berat dan volume filter air portabel

Saya rasa ini merupakan suatu keharusan, karena amat sangat tidak efektif membawa filter air portabel yang terlalu besar dan berat. Hal ini misalnya dapat menjadi pertimbangan, ketika memilih antara voleme air yang dihasilkan dengan kebutuhan, tidak perlu rasanya membawa filter air yang mampu menghasilkan puluhan gallon permenit, sedangkan ini untuk keperluan pribadi saja.

  1. Kecepatan filtrasi

Setiap filter air portabel menghilangkan kontaminan dari air pada tingkat tertentu. Beberapa produk menghasilkan beberapa ons air bersih setiap menit, sedangkan yang lain dapat menghasilkan hampir 20 ons air dalam jangka waktu yang sama. Menggunakan produk yang mampu menyaring air dengan cepat bisa menjadi keuntungan jika teman-teman berencana bepergian atau berkemah dengan sekelompok besar orang (kembali lagi, mengacu pada poin 3). Jadi, pilihlah yang menghasilkan air bersih dengan laju aliran yang memadai karena cukup penting untuk memuaskan dahaga teman-teman dengan cepat dan efektif.

  1. Umur dari alat penyaring

Setiap alat penyaring memiliki umur yang terbatas dan datang dalam berbagai ukuran. Beberapa model mungkin bertahan selama beberapa minggu, sementara yang lain dapat digunakan dengan hasil yang baik bahkan untuk beberapa bulan. Ini tentunya mempengaruhi efisiensi produk tersebut pada saat digunakan teman-teman dilapangan.

  1. Kemudahan dalam penggunaannya

Terlepas dari kenyataan bahwa filter air portabel kecil dan ringkas, tidak semua filter air portabel nyaman dan mudah digunakan. Beberapa model produk dilengkapi dengan instalasi terperinci dan instruksi pengarahan, dan teman-teman mungkin harus membawa pamflet petunjuk saat bepergian untuk memastikan teman-teman memasang filter air dengan benar ke mana pun teman-teman pergi. Di sisi lain, beberapa model sangat mudah digunakan, dan teman-teman hanya perlu mengambil air dan meminumnya, seolah-olah Anda menggunakan sedotan.

  1. Daya tahan

Pastikan produk yang dibeli memiliki ketahanan terhadap penggunaan yang sedikit ‘kasar’, terutama mengingat penggunaanya rata-rata adalah di alam bebas ataupun di kondisi ekstrim.

  1. Perawatan

Perawatan dan pembersihan adalah aspek lain yang sangat penting untuk diperhatikan saat membeli produk terbaik yang menghilangkan bahan kimia dan mikroorganisme. Filter membuat air lebih bersih dan lebih aman untuk diminum. Penggunaan terus menerus tanpa pembersihan menyebabkan penyumbatan kotoran dan kontaminan lainnya dapat secara negatif mempengaruhi efisiensi produk. Itulah mengapa sangat penting untuk mengetahui bagaimana proses membersihkan filter air portabel yang teman-teman beli dan seberapa sering harus dibersihkan dan seberapa sering kontainer diharapkan diganti sebelum membeli produk tertentu.

IMG-20200201-WA0048[442]

Adapun jenis-jenis filter air portable yang ditawarkan di pasaran:

  1. Filter dalam bentuk botol air

Filter botol adalah filter air portabel yang cukup populer karena memiliki keuntungan menjadi berguna bahkan ketika teman-teman tidak perlu menyaring air yang akan diminum. Selain karena mudah digunakan, filter botol juga dapat digunakan hanya sebagai botol ketika yakin bahwa sumber airnya aman dan sehat. Meskipun sebagian besar filter botol menggunakan filter fiber untuk mendekontaminasi air, namun beberapa model tertentu sebagai alternatif menggunakan filter karbon aktif blok padat.

Beberapa model bekerja seperti filter berbentuk sedotan yang tergantung pada daya isap teman-teman untuk menginduksi air yang terkontaminasi melalui filter. Filter botol juga merupakan filter air portabel yang menghilangkan bahan kimia.

Kelebihan:

  • Secara efektif mengurangi logam berat, arsenik, dan kontaminan berbahaya lainnya di dalam air.
  • Secara efektif memblokir bakteri dan virus dari air yang akan di minum.
  • Mineral bermanfaat tetap berada di dalam air

Kekurangan:

  • Garam terlarut seperti fluorida dan nitrat tidak berkurang
  • Tidak mengurangi cadmium

Salah satu contoh dari filter portabel tipe ini adalah Lifestraw Go, Grayl Ultralight Water Purifier,

IMG-20200202-WA0001[444]

  1. Filter berbentuk sedotan (Straw Filter)

Filter air sedotan adalah solusi penyaringan air portabel paling ringan yang tersedia di pasar. Sama seperti namanya, tidak seperti sedotan biasa, filter sedotan portabel ini biasanya terlihat seperti sedotan yang terlalu besar, tetapi mereka bekerja persis seperti sedotan biasa. Selain itu, sangat mudah digunakan, karena yang harus teman-teman lakukan adalah mendekat ke sumber air dan mengambil air di mulut menggunakan filter sedotan.

Tidak seperti sedotan biasa, filter ini membutuhkan daya sedot yang lebih kuat untuk membuatnya bekerja, tetapi proses penyaringannya relatif cukup mudah dan mudah. Filter umumnya terbuat dari membran serat berlubang selebar 0,2 mikron. Serat-serat ini tergabung dengan erat, sehingga air harus melewati banyak lapisan serat sebelum mencapai sedotan yang sebenarnya. Seratnya juga sangat keropos namun kecil. Ini juga merupakan filter air portabel yang andal yang menghilangkan bahan kimia.

Kelebihan:

  • Menghapus semua sedimen dan puing secara efisien
  • Menghilangkan partikel yang menyebabkan air terasa dan berbau tidak enak.
  • Menghilangkan bakteri, virus, protozoa, parasit secara efisien

Kekurangan:

  • Lubang-lubang di membran gampang tersumbat oleh material kecil seperti kerikil, sedimen, dan bakteri seiring waktu, jadi tidak terlalu tahan lama.
  • Tidak terlalu efisien untuk menghilangkan kontaminan terlarut seperti klorin, logam berat, dan obat-obatan

Salah satu contoh dari filter portabel tipe ini adalah Lifestraw

  1. Filter berbentuk pompa

Meskipun tidak terlalu kecil seperti filter sedotan dan botol, tetapi saringan pompa masih cukup kecil untuk hanya memakan sedikit ruang di ransel teman-teman. Dengan metode filter pompa, saluran timah kecil dihubungkan dari filter ke sumber air dan lainnya dari filter ke penerima sedangkan air diambil menggunakan pompa tangan kecil. Beberapa produsen menggunakan filter serat, sementara yang lain menggunakan filter keramik saat menggabungkan teknik filtrasi dengan filter karbon aktif. Filter pompa ini berpori dan memiliki ukuran mikron 0,5-1. Namun, karena ukuran mikron, beberapa bakteri dan virus dapat melewati filter dan karena alasan ini, beberapa produsen menggabungkannya dengan metode karbon aktif. Nah, ini adalah filter air portabel andal yang menghilangkan bahan kimia.

Kelebihan:

  • Rasa dan bau air terjaga seperti alami.
  • Biasanya, filter karbon aktif harus diganti hanya setahun sekali
  • Mineral bermanfaat dalam air tidak hilang.

Kekurangan:

  • Filter itu sendiri dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri yang terperangkap jika tidak dirawat dan diganti pada saatnya
  • Pori-pori di butiran karbon besar, dan mereka tidak akan menghentikan beberapa spesies bakteri.

Salah satu contoh dari filter portabel tipe ini adalah Katadyn Pocket Water Filter, Survivor Filter Pro.

  1. Filter gravitasi (Gravity Filter)

Filter gravitasi sangat ideal untuk kondisi darurat karena tidak memerlukan pasokan air yang konstan untuk berfungsi. Ini juga sangat bermanfaat bagi para pelancong yang bepergian ke daerah-daerah terpencil di mana air bersih sulit ditemui. Untuk filter gravitasi, ada beberapa opsi yang merupakan salah satu ulasan filter air portabel terbaik. Dalam jenis filter gravitasi ini, dua wadah ditempatkan di atas satu sama lain. Air dibuang ke wadah yang ditempatkan di atas yang lain dan tarikan gravitasi kemudian menyebabkan air melewati filter ke wadah di bawah ini. Di bagian bawah wadah di bawah ini ada keran yang kemudian terbuka untuk mengakses air yang disaring. Filter gravitasi menggunakan campuran keramik dan filter karbon aktif dan karena kombinasi ini, air yang disaring bebas dari kontaminan berbahaya dan aman untuk diminum.

Kelebihan:

  • Secara efisien menghilangkan bakteri, virus, protozoa, dan parasit dari air
  • Dapat menghilangkan beberapa herbisida, pestisida, dan kontaminan buatan lainnya yang dapat mempengaruhi air
  • Dapat menyaring klorin dari air
  • Cartridge filter dapat bertahan hingga satu tahun penggunaan

Kekurangan:

  • Berukuran lebih besar dari jenis filter air lainnya
  • Terdiri dari beberapa bagian, dan membutuhkan waktu untuk instalasi.
  • Wadah pertama dapat mencemari wadah kedua jika tidak disimpan dengan benar

Salah satu contoh dari filter portabel tipe ini adalah Clatterans, Lifestraw Flex.

  1. Filter ultraviolet

Meskipun filter UV tidak terlalu sering digunakan, namun ada beberapa filter air portabel UV yang baik dijual dipasaran. Model filter ini beroperasi dengan baterai, sehingga harganya lebih tinggi. Salah satu keuntungan menggunakan filter UV adalah filter ini relatif cukup efektif melawan bakteri dan parasit.

Kelebihan:

  • Menjaga aroma dan rasa air
  • Bekerja dengan cepat
  • Mineral yang bermanfaat tidak dihilangkan dari air
  • Efektif melawan bakteri, virus, protozoa, dan parasit

Kekurangan:

  • Membutuhkan baterai
  • Efektivitasnya berkurang karena airnya lebih kotor.
  • Sedimen dan puing-puing di dalam air dapat memengaruhi efek filter secara negatif
  • Tidak mampu menghilangkan logam berat atau bahan kimia seperti klorin

Salah satu contoh dari filter portabel tipe ini adalah Katadyn Adventurer Opti.

Berikut ini adalah sedkit tips dari teman saya, Putomo Sulistiyo (Thanks bro!): Untuk menjaga performa filter portabel agar tetap bekerja secara optimal maka kita harus menjaga kebersihan filter portabel dan menyimpan nya dengan benar.

Setiap filter portabel akan memiliki cara membersihkan yang mungkin berbeda beda antara merk satu dengan yang lain nya, pada umum nya cara yang dapat diaplikasikan untuk membersihkan filter portabel adalah:

  1. Rendam bagian inlet filter portabel di air bersih selama beberapa saat untuk mengeluarkan sedimen2 yang terakumulasi di inlet, dapat juga dibantu dengan sikat/kuas untuk kotoran yang tidak larut.
  2. Beberapa filter portabel mempunyai fitur backwash yaitu proses untuk membalik metode penyaringan untuk membersihkan nya, hal ini juga perlu dilakukan untuk menjaga filter portabel tetap prima dan memperpanjang masa pakai.
  3. Apabila diperlukan, dapat juga dilakukan pembersihan filter portabel dengan menggunakan cairan disinfektan Iodine 1% yang dilarutkan dengan air, jangan lupa untuk membilas nya dengan air bersih beberapa kali dan keringkan.
  4. Setelah langkah2 diatas, yang juga tidak kalah penting adalah cara penyimpanan filter portabel, usahakan untuk menyimpan filter portabel di tempat yang terkontrol kelembaban nya dan usahakan pula di tempat yang tertutup agar filter portabel tifak menyerap bau/ uap air yang tidak bersih. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyimpan filter portabel di dalam kontainer plastik rapat dan disimpan didalam kulkas. Kantong plastik dengan segel klip (zipper bag) juga bisa dipakai.

Demikianlah ulasan saya yang (tidak) singkat ini, semoga memberikan manfaat bagi teman-teman. Pada akhirnya, bagaimanapun, semua produk memiliki kelebihan dan kekurangan dan banyak metode tambahan untuk mencegah teman-teman mengalami masalah kesehatan pada saat mengkonsumsi air dengan kualitas yang kurang baik seperti vaksinasi dan lain sebagainya.

Bahan diambil dari berbagai sumber.

Yogi_Mahendra - QR Code

Yogi Mahendra

Setelah sekian lama tidak menulis di blog ini, kali ini saya akan mencoba mengulas mengenai barang yang sudah menjadi perlengkapan wajib bagi teman-teman pengendara sepeda motor, maupun yang menggunakan transportasi publik (saya amat jarang melihat orang yang membawa mobil pribadi dan menggunakannya, hehehe…). Ya, masker wajah. Namun karena ini bukan blog kecantikan, maka kita tidak akan membahas mengenai masker bangkuang ataupun masker lidah buaya (maap ya ibu-ibu.. 😊), tetapi kita akan membahas mengenai masker wajah yang digunakan untuk mencegah masuknya partikel-partikel jahat (apa yang uda kamu buat itu jahaaad, partikel! – AADC Mode: ON) melalui saluran pernapasan ataupun untuk menghindari orang lain terkontaminasi oleh penyakit yang sedang kita derita.

Secara umum, tujuan utama penggunaan masker adalah sebagai penutup mulut dan hidung, yang berfungsi sebagai barrier atau pembatas untuk menghindari kontaminasi agar tidak keluar dari mulut orang yang sakit dan menyebar ke lingkungan atau dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Mengenakan masker wajah sekali pakai biasanya dianggap sebagai praktik kesehatan yang dianjurkan bagi penderita penyakit untuk mencegah penyebaran penyakit. Masker dianggap efektif ketika orang yang terinfeksi mengenakannya dan tidak memiliki kontak langsung dengan orang-orang di sekitarnya, namun kasusnya berbeda dengan petugas kesehatan yang rentan terinfeksi karena mereka sering terpapar penyakit. Orang dengan kondisi medis seperti emfisema atau asma disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengenakan masker karena dapat memperburuk kondisi pernapasan mereka.

3M Mask

Seperti yang telah dijelaskan diatas, penggunaannya pun meluas, dari fungsi kesehatan, juga digunakan bagi teman-teman yang bekerja di lingkungan yang rentan dengan bahaya yang dapat masuk melalui saluran pernapasan.

Ada banyak sekali jenis masker wajah yang ditawarkan di pasaran, dari mulai disposable mask tipis yang biasa digunakan oleh tenaga medis dan ditawarkan oleh pengemudi ojek online saat mereka akan mengantar kita sampai masker wajah yang berspesifikasi tinggi dan digunakan sebagai perlengkapan wajib pada saat ditugaskan di wilayah-wilayah yang mengandung resiko kontaminasi bahan-bahan berbahaya.

Secara umum, saya akan mencoba menjelaskan bagaimana filter pada masker dapat memberikan perlindungan bagi penggunanya:

  1. Memfiltrasi partikel yang masuk

Ketika teman-teman memegang kain atau sapu tangan di atas mulut untuk mencegah debu keluar dari paru-paru, teman-teman telah membuat filter partikel yang diimprovisasi. Dalam masker gas yang dirancang untuk melindungi dari ancaman biologis, filter partikulat yang umumnya memiliki kemampuan menyaring hingga 0.3 mikron berguna karena bakteri atau spora antraks yang mungkin memiliki ukuran minimum 1 mikron.

  1. Penyerapan atau adsorpsi kimia

Ancaman bahan kimia membutuhkan pendekatan yang berbeda, karena bahan kimia datang sebagai kabut atau uap yang sebagian besar kebal terhadap penyaringan partikel. Pendekatan yang paling umum dengan bahan kimia organik (apakah itu asap cat atau racun saraf seperti Sarin) adalah arang aktif atau karbon. Arang aktif adalah arang yang telah diolah dengan oksigen untuk membuka jutaan pori-pori kecil di antara atom-atom karbon.

Kata penyerapan penting di sini. Ketika suatu bahan menyerap sesuatu, ia melekat pada bahan lain oleh daya tarik kimia. Luas permukaan arang aktif yang besar membuatnya menjadi situs ikatan yang tak terhitung jumlahnya. Ketika bahan kimia tertentu lewat di sebelah permukaan karbon, material tersebut menempel pada permukaan dan ‘terjebak’ disitu.

Arang aktif mampu menangkap kotoran berbasis karbon (bahan kimia “organik”), dan juga hal-hal seperti klorin. Banyak bahan kimia lain tidak dapat diikat oleh karbon sama sekali – natrium dan nitrat contohnya. Ini berarti bahwa filter arang aktif akan menghilangkan kotoran tertentu saja. Ini juga berarti bahwa, setelah semua situs pengikatan terisi, filter arang aktif berhenti bekerja dan pada saat itu teman-teman harus mengganti filter masker teman-teman. Kadang-kadang, arang aktif dapat diolah dengan bahan kimia lain untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi untuk racun tertentu.

  1. Reaksi kimia untuk menetralisir suatu bahan berbahaya

Misalnya, selama serangan gas klorin pada Perang Dunia I, tentara menggunakan masker yang mengandung bahan kimia yang dirancang untuk bereaksi dengan dan menetralkan klorin. Dalam respirator industri, teman-teman dapat memilih dari berbagai filter tergantung pada bahan kimia yang perlu Anda hilangkan. Di Amerika, filter yang berbeda diberi kode warna oleh standar NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health) untuk material seperti asam dan amonia.

Filter disposable mask / with valve

Kala kita akan memilih masker yang tepat, kita seringkali bingung dengan banyaknya model dengan kode-kode yang ajaib, yang terkadang membingungkan, seperti teman-teman jones yang terjebak di friendzone kelihatannya.. 😊. Untuk itu saya akan mencoba menguraikan lebih lanjut kode-kode yang ada pada masker hingga diharapkan teman-teman dapat memilih masker yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

  1. N

Ini kode yang paling sering ditemui pada masker-masker yang dijual dipasaran. Umumnya kode yang digunakan adalah N95, N99 dan N100. Kode ini mengacu pada efisiensi masker tersebut dalam menyaring partikel-partikel berbahaya yang ada di udara. Contohnya, masker dengan kode N95, berarti masker tersebut dapat menyaring 95% partikel berbahaya, sedang N99 berarti masker tersebut dapat menyaring 99% pertikel berbahaya. Akan tetapi selain kode ini, ada kode-kode lain yang wajib teman-teman perhatikan.

  1. D

Kode ini artinya masker tersebut telah lolos uji dolomite, yang artinya masker ini lebih tahan terhadap resiko penyumbatan pada saat pengguna bernafas, yang tentunya berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna.

  1. V

Kode ini mengacu pada kata ‘valve’ yang artinya masker tersebut memiliki katup untuk pernafasan, yang tentunya untuk memastikan kenyamanan, dimana level CO2 dan kelembaban dalam masker ada dalam level serendah mungkin.

  1. Dv

Ini artinya masker tersebut telah lolos uji dolomite dan memiliki katup pernafasan.

  1. R

Mengacu pada kata ‘reusable’, ini artinya masker tersebut dapat digunakan berulang kali.

  1. NR

Mangacu pada kata ‘non-reusable’ yang artinya masker ini hanya dapat digunakan sekali. Kode ini harus diterakan pada kotak ataupun pembungkus masker, dan bilamana tidak tertera, sebaiknya masker hanya digunakan sekali saja.

  1. EN 149

Kode ini mengacu pada sebuah standar, dimana masker tersebut telah melalui pengujian tersertifikasi dan dapat melindungi dari debu, uap maupun serat, kemudian filternya telah melalui uji efisiensi dan kebocoran pada bagian ujung-ujung masker maupun kapasitas udara yang dapat keluar masuk telah lolos uji juga.

  1. OEL (Occupational Exposure Limit)

Standard ini merupakan acuan untuk jumlah ataupun konsentrasi bahan berbahaya yang masih dapat diterima di lokasi perkerjaan. Amat banyak daftar bahan-bahan berbahaya tersebut dan biasanya diatur oleh pemerintah negara masing-masing dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

  1. APF (Assigned Protection Factor)

Kode ini mengindikasikan seberapa baik masker ini melindungi pengguna dari material berbahaya. Masker dengan kode AFP 4 misalnya, berarti masker ini dapan mengurangi konsentrasi material berbahaya diudara dan akan terhirup oleh pengguna sebanyak 4 kali.

  1. FFP (Filtering Face Piece)

FFP mengacu pada kemampuan masker untuk melindungi pengguna dari debu, asap dan kabut yang mengandung uap air seperti aerosol, tetapi harap diingat, masker dengan spesifikasi ini tidak memberikan perlindungan terhadap uap air dan gas.

Secara umum, FFP dibagi atas 3 kelas, yaitu FFP 1, FFP 2 dan FFP 3.

  • FFP 1

Melindungi dari partikel-partikel yang besar dan solid. Hanya beguna untuk melindungi dari substansi yang mengiritasi, bukan material berbahaya. Minimum efesiensi filternya adalah 78%.

  • FFP 2

Melindungi dari partikel-partikel yang lebih kecil dan uap berbentuk seperti aerosol.  Minimum efesiensi filternya adalah 92%.

  • FFP 3

Melindungi dari partikel-partikel yang lebih kecil dan uap berbentuk seperti aerosol dan beracun.  Minimum efesiensi filternya adalah 98%.

Di bawah ini adalah table yang mungkin dapat membantu teman-teman untuk memilih masker yang tepat sesuai dengan pekerjaan teman-teman. Namun harap diingat, bahwa table ini hanya panduan dan sebaiknya mengecek kondisi lingkungan dan kemungkinan kontaminasi sebelum memutuskan untuk memilih. Dan dalam kondisi ekstrim, penggunaan perlengkapan keamanan tambahan seperti kaca mata, sepatu boot karet amat sangat diwajibkan.

Tabel FFP 01

Akhirnya, semoga tulisan yang saya rangkum dari berbagai sumber ini dapat memberikan manfaat kepada teman-teman.

Foto dan tulisan dirangkum dari bebagai sumber.

Yogi_Mahendra - QR Code

 Yogi Mahendra

Writer : Muhammad Rasyad Bisma Wiratara 

HT01

Selamat pagi rekan-rekan EDC Indonesia, setelah beberapa waktu tidak mengirim tulisan ijinkan kali ini saya berbagi tulisan, yang pada akhirnya menjadi pelajaran bagi saya pribadi agar jangan minder dan jangan dengarkan perkataan miring orang lain mengenai peralatan / gear yang kita bawa dalam EDC harian. Kisah ini bagi saya pribadi menjadi titik balik / turning point  saya, mengenai kesadaran akan kesiapsiagaan sebagai dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum memulai lebih lanjut, izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Muhammad  Rasyad Bisma Wirata, biasa dipanggil Bisma, seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan  kelas 2.  Dalam keseharian saya selalu membawa peralatan EDC ringan seperti obat-obatan, Leatherman Micra dan senter di tas, bersama printilan lain. Namun, semenjak 5 bulan lalu ada satu gear yang saya tambahkan yaitu sebuah handheld transceiver atau biasa di sebut HT keluaran Alinco dengan seri DJ-W500. Beberapa komentar iseng dan miring sudah sering saya dengar, seperti  “Ngapain bawa HT?”, “Buat apa? Kayak satpam aja sih?”, dan masih banyak lagi, yang keluar dari teman-teman sekeliling saya.

HT03Gambar 1. Bagian depan HT

Bagian depan HT ini memiliki layar dan keypad, memudahkan kita untuk melihat dan menginput frekuensi yang kita kehendaki. Kenapa saya memilih HT seperti ini, karena tipe ini bukan tipe profesional yang mengharuskan input melalui komputer, mengingat saya adalah pengguna amatir yang menginginkan dapat melakukan perpinadahan frekuensi dimana saja tanpa harus bergantung pada komputer. Fungsi-fungsi dasar HT juga terdapat pada shortcut  dibagian keypad. Layar depan HT ini bisa menampilkan dua  frekuensi (digambar frekuensi sudah di save dan diberi nama) agar dalam situasi yang perlu standby pada 2 frekuensi dapat dilakukan.

HT04Gambar 2. Bagian kiri HT

Pada bagian kiri HT terdapat tombol PTT (fungsi transmisi) dan tombol untuk mengecek voltase baterai.

HT05Gambar 3. Bagian kanan HT

Pada bagian kanan HT terdapat slot untuk handsfree / ekstra microphone yang bertujuan untuk mempermudah penggunaan disaat kita membutuhkan mobilitas yang tanggi.

HT06Gambar 4. Bagian belakang HT

Sedangkan pada bagian belakang HT terdapat pocket clip yang kuat ( ini wajib, agar HT tidak terlepas). HT ini juga memiliki 2 knop rotari diatas , satu untuk volume dan satu lagi berfungsi sebagai memory switch.

Berikut ini saya akan coba berbagi sebuah pengalaman saya yang juga menjadi alasan kenapa saya yakin bahwa HT menjadi bagian penting dari EDC gear saya sehari-hari.

Pada 10 Maret 2018, saya diajak mendaki ke Gunung Panderman yang berlokasi di Batu, Jawa Timur. Saya beserta ketiga teman saya (salah satunya membawa HT juga) berangkat dari kota Malang dan dari awal memang memiliki niat untuk melakukan uji coba HT di gunung tersebut sembari berkemah. Kami berangkat pada pukul 22.00  WIB dan tiba di sana pada pukul 23.30 WIB. Setelah melakukan registrasi, naiklah kami dengan tujuan Latar Ombo sebagai titik dimana kami dapat berkemah. Pendakian relatif sedikit licin karena hujan yang mengguyur. Pada saat kami tiba di Latar Ombo, salah satu adik kelas yang sudah berangkat lebih dulu melaporkan ke kami mereka menemukan satu penyintas di salah satu jalur sebelum Latar Ombo. Saat kami temukan, pria itu  dalam kondisi basah dan tanpa alas kaki dan tanpa tas. Rupanya dia adalah solo hiker, berangkat dari sore namun  di tengah trek dia tersesat dan terkena hujan, tergelincir jatuh dan mengalami memar serta luka. Tas carriernya tertinggal di jalur pendakian dan pada saat ditemukan hanya membawa tas slempang.

Mengingat kondisinya yang sedikit memprihatikan, kami pun segera memasang tenda, memasak air sembari mencoba menstabilkan kondisi korban dan bertanya mengenai kejadin sesungguhnya. Setalah bertanya dan melihat kondisi korban, dugaan awal kami korban menderita Hipotermia, yang artinya membutuhkan perawatan lebih lanjut. Kamipun segera coba mengontak nomor yang ada di tiket registrasi, yang ternyata  adalah nomor PERHUTANI dan tidak dapat dihubungi. Tak putus asa, saya keluarkan HT saya dan coba mengontak frekuensi RJT Kota Malang yang diterima Mas Dandi Widhi. Ternyata karena kami berada di Batu rekan rekan RJT tidak dapat mengkondisikan, maklum saat mengkontak kami lupa menyebutkan lokasi di Batu (karena panik mungkin), setelah itu kami mencoba frekuensi RAPI lokal daerah Batu yang diterima dengan baik biarpun kami tidak menggunakan 10 kodenya RAPI, tapi sedikit kode bisa saya pahami yang menanyakan identitas saya sebagai operator.

Setelah identtitas kami dan penyintas jelas kami diberi kabar bahwa rekan BPBD Kota Batu yang dipimpin oleh Ockta Hero akan segera meluncur ke lokasi kami berkemah. Hati kami lega mendapatkan kabar tersebut. Setelah beberapa waktu menunggu, rekan-rekan BPBD datang (sejumlah 9 personel) dan langsung melakukan pengecekan kondisi korban dan melakukan penanganan dan kemudian pada pukul 02.00WIB korban di bawa kembali untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Kami sangat berterima kasih kepada RAPI dan BPBD Kota Batu atas responnya yang sangat cepat.

HT07

Berkaca dari kejadian tersebut, saya sangat bersyukur membawa HT pada saat itu dan memahami harus mengkomunikasikan berita kejadian dan siapa yang harus dihubungi pada saat terdesak. Bisa dibilang satu nyawa telah terselamatkan dari HT Alinco hitam ini. Teman-teman seregu saya juga lega dan banyak bersyukur dapat membantu sesama. Semenjak itu tidak ada keraguan saya dalam membawa HT ini dan ingin segera memiliki ijin resmi agar semakin legal dan nyaman dalam menggunakan jalur komunikasi ini.

Terimakasih banyak rekan rekan RJT Kota Malang untuk kesediaan frekuensinya darurat di wilayah Kota Malang (Mas Dandi Widhi), Besar harapan saya bisa saling membantu sesama seperti rekan RJT (hehehe). Rasa salut juga saya berikan kepada rekan BPBD Kota Batu (Om Ockta Hero) dan rekan RAPI se Nusantara khususnya kota Batu atas frekuensi dan bantuan hubungan ke BPBD.

HT08Penulis

Spesifikasi Teknis Alinco DJ-W500

General
Frequency range: [T: TX] 144 – 148MHz, 420 – 450MHz
[T: RX] 136 – 174MHz, 400 – 480MHz
Modulation: F3E (FM)
Frequency step: 2.5, 5, 6.25, 8.33, 10, 12.5, 20, 25, 30 and 50KHz
Memory channel: 200 memory channels in total
Antenna impedance: 50ohm unbalanced
Frequency stability: +/- 2.5ppm
Supply voltage: DC 7.4V (Battery)
Current consumption: 1400mA TX / 300mA receive at Max audio output
70mA squelched
Battery-save ON: average 27mA
Temperature range: Unit -20 ~ +55digC (-4 ~ 131digF)
Battery packs: -10digC to +45digC (+14 to +113digF)
Dimensions: 59.0W~98.0H~35.0D mm or 2.32W~3.86H~1.38D inches w/o projection
Weight: Approx.227g or 8.01oz inclusive of battery pack and antenna
Transmitter
Power Output:
(Approx.value)
Approx.5 / 2.5 / 1W
Modulation: Variable reactance FM
Spurious emission: -60dB or less
Max. deviation: FM : +/- 5KHz NFM: +/- 2.5KHz
Receiver
System: Direct-conversion
Sensitivity: Wide -12dBu / Narrow -9dBu
Intermediate frequency: 1st IF 38.85MHz, 2nd IF 450 KHz
Selectivity: -6dB : Wide 12kHz /Narrow 10kHz or more
-60dB :Wide 30kHz / Narrow 24kHz or less
AF output: 1W (10% distortion)

 

 

Forging For Dummies

Posted: April 23, 2018 in Article, Knife, Pengenalan EDC

 

Forging for Dummies

20180423_201555

Source : Cornelius Rusandhy , Writer : Yogi Mahendra

Kepada teman-teman pembaca setia blog ini pasti pernah mengingat salah satu tulisan saya pada beberapa tahun lalu, Knives For Dummies. Nah, kali ini sebagai kelanjutannya saya akan mencoba untuk mengulas sedikit mengenai proses penempaan pisau, atau dengan biasa juga disebut forging. Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bro Cornelius yang menyempatkan waktunya menjadi narasumber dan mempraktekkan dasar-dasar penempaan agar saya dapat dengan mudah mengerti materi yang akan saya jabarkan di bawah ini. Harap diingat, materi yang saya jabarkan di bawah ini adalah garis besar agar para pemula dapat mengerti istilah dan konsep dasar penempaan pisau. DIbutuhkan pembelajaran lebih lanjut agar dapat mengerti lebih detail proses pembuatan pisau dan karakteristik baja itu sendiri.

Secara garis besar teknik forging atau penempaan terbagi atas 2, yaitu :

  1. Stock Removal

= Pembuatan pisau dengan metode pemotongan, grinding tanpa melalui proses tempa pada umumnya. Biasanya bahan yang digunakan sudah berbentuk plat yang sesuai dengan ukuran pisau dan langsung di gambar dan kemudian dipotong sesuai bentuk designnya.

  1. Forging / penempaan

= Proses pembuatan pisau dengan menggunaka suhu panas dan dibentuk melalui beberapa proses penempaan yang akan dujelaskan lebih lanjut dibawah ini.

20180423_202117

Istilah-istilah umum pada penempaan (beberapa istilah yang berkaitan dapat ditemukan di tulisan Knives For Dummies) :

  1. Heat Treatment atau HT : adalah proses pemanasan pada baja untuk mendapatkan struktur atom yang kita inginkan.
  • Anilling : proses mengembalikan kondisi baja kepada kondisi terempuk untuk mempermudah pembentukan dalam proses dingin (gerinda, bor, kikir, dll)
  • Normalizing : proses mengembalikan struktur baja pada kondisi stabil dan merata. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pencegahan terjadinya warping (pembengkokan).
  • Hardening : proses pengerasan pada baja dengan merubah struktur.
  • Quenching / penyepuhan : proses pendinginan mendadak dari suhu tinggi yang dicapai pada proses hardening untuk menghasilkan struktur terkeras yang bisa dihasilkan sebuah baja.
  • Tempering : proses yang dilakukan dengan menggunakan suhu panas untuk menurunkan kekerasan dan menambah ‘keuletan’ baja.
  1. Profile Forging : proses pembentukan material menjadi bentuk yang kita inginkan
  2. Bevel Forging : penempaan pada mata bilah untuk mendapatkan sudut bevel yang kita inginkan
  3. Hardness Rockwell : satuan kekerasan yang umumnya digunakan pada logam. Ada beberapa skala yang biasa digunakan yaitu :
  • HRA : dulunya digunakan untuk menentukan kekerasan material pada logam non-ferrum
  • HRB : biasanya digunakan untuk menentukan kekerasan material pada logam dengan kandungan ferrum
  • HRC : umumnya digunakan untuk mengukur kekerasan material pada bahan bahan baja atau Ferrum-Carbon
  1. Anvil : landasan tempa
  2. Tongs / Capit : alat bantu untuk ‘memegang’ material yang akan di tempa. Harap dingat, bahwa pemilihan capit yang tepat dan cara memegang yang benar amat penting diperhatikan karena cara memegang yang tidak tepat dan capit yang kurang baik dapat menyebabkan baja yang akan di tempa dapat terlepas dengan mudah dan akan membahayakan penempa dan orang-orang disekitarnya.
  3. Forge / Tungku : alat yang digunakan untuk memanaskan logam. Secara garis besar berdasarkan bahan bakar atau sumber energy yang digunakan tungku terbagi 3 :
  • Solid Fuel Forge : tungku dengan bahan bakar seperti arang, batu bara, bricket, dll. Ketelitian dibutuhkan dikarenakan bahan bakar ini memiliki tingkat panas yang sulit dikendalikan.
  • Gas Forge : tungku yang menggunakan bahan bakar gas seperti Propane, Butane atau campuran. Kelebihannya adalah pengaturan panas lebih mudah dan material yang dihasilkan lebih ‘bersih’ tanpa terlalu banyak kerak.
  • Electric Forge : Tungku yang menggunakan bahan bakar listrik. Kelebihannya adalah konsumsi panas yang lebih merata namun tidak efisien karena membutuhkan daya yang amat besar.

20180423_213228

Untuk Quenching, material yang umum digunakan secara garis besar terbagi 3 :

  1. Udara, merupakan media yang paling lambat dalam melakukan proses pendinginan. Berdasarkan tekanannya udara terbagi dua :
  • Udara bebas / suhu ruangan
  • Udara bertekanan tinggi
  1. Minyak (oil), berdasarkan cooling rate, flash point dan viskositasnya minyak terbagi 2 jenis (Semakin kental minyak, semakin lambat proses pendinginannya) :
  • Slow oil
  • Medium oil
  • Fast oil
  1. Air, media tercepat dibandingkan media lainnya dalam melakukan proses pendinginan. Bedasarkan kandungannya air terbagi tiga :
  • Air asin
  • Air yang mengandung ion
  • Air yang ditambahkan dengan campuran lain seperti cornstarch agar tidak terlalu cair dan menghindarkan perubahan suhu yang ekstrim dalam proses pendinginan.

20180423_213603

Material yang umum digunakan pada proses pembuatan pisau (Notes : untuk proses penempaan pisau, baja yang digunakan harus memiliki kandungan Carbon diatas 0.25%, yang berguna untutk mingkatkan kekerasan dan kekuatan pada baja tersebut hingga mampu di ‘dikeraskan’ pada saat proses heat treatmenthardening. Namun kandungan Carbon yang terlalu tinggi atau diatas 1.5% dapat menyebabkan baja menjadi sangat ‘getas’, oleh karena itu untuk jenis High Alloy Steel yang memiliki kandungan Carbon tinggi harus diseimbangkan dengan kandungan-kandungan alloy lainnya seperti Silicone, Nickel atau Chromium.) :

  1. Spring steel / baja per: ideal karena mudah dikerjakan (proses penempaan lebih mudah, termasuk proses HT), mudah didapat dengan harga yang relatif murah dan memiliki tingkat toughness yang lebih baik sehingga tidak mudah patah dan memiliki level hardness yang cukup untuk mempertahankan ketajaman. Kandungan Carbon pada material ini berkisar antara 0.35% sampai 0.9%.
  2. Tool steel : contoh material ini adalah kikir, O1, dll. Kelebihan dari material ini adalah dapat mencapai kekerasan / edge retention diatas spring steel pada umumnya, namun lebih mudah berkarat. Kandungan Carbon pada material ini berkisar antara 0.75% sampai 1.1%.
  3. Dies Steel : contoh material ini adalah D2, alat pemotong pada industri kertas, dll. Kelebihannya adalah umumnya lebih tahan karat dan memiliki kekerasan yang tinggi. Adapun kekurangannya adalah toughness yang tidak sebaik spring steel dan tool steel. Kandungan Carbon pada material ini berkisar antara 1% sampai dengan 2%.
  4. Ball Bearing Steel : memiliki karakter yang hampir sama dengan tool steel, dengan ketahanan karat yang lebih baik daripada tool steel. Kandungan Carbon pada material ini berkisar antara 0.8% sampai 1.5%.
  5. Stainless Martensitic Steel : contoh material ini adalah 440C (atau bisa didapatkan pada bearing stainless steel yang biasa digunakan pada industri maritim). Varian dari Stainless Steel yang dapat dikeraskan melalui proses heat treatment. Kelebihannya adalah lebih tahan karat. Umumnya memiliki kandungan Carbon diatas 1%.
  6. High alloy steel : Biasanya digunakan sebagai bahan untuk pisau premium, control material ini adalah CPM S30V, Elmax, de el el. Dapat mencapai kekerasan yang tinggi dan umumnya lebih tahan terhadap karat. Kekurangannya adalah, mahal, susah didapat dan poses penempaannya membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap karakter masing-masing baja tersebut. Kandungan Carbon umumnya diatas 0.7%
  7. Nickel steel : contoh material ini adalah mata chainsaw dan bensaw. Memiliki karakter lebih tangguh, namun memiliki edge retention yang tidak sebaik tool steel. Nickel steel yang digunakan untuk menjadi bahan pembuatan pisau harus umumnya memiliki kandungan Carbon diatas 0.5%, namun harus memiliki kandungan Nickel diatas 1%.

20180423_201905

Beberapa material handle yang umum digunakan (Notes : belum ada aturan baku antara hubungan material baja, jenis pisau yang akan ditempa dan jenis handle yang digunakan. Pada akhirnya ini lebih kepada preferensi masing-masing) :

  1. Kayu
  2. Tulang
  3. Tanduk
  4. Plastic Engineering : G10, micarta, UHMW, CF
  5. Resin Based

20180423_201819

Alur proses penempaan :

  1. Designing : proses pembuatan design pisau, dari proses gambar hingga pembuatan ‘mal’ pembantu.
  2. Profile Forging : proses penempaan untuk mendapatkan bentuk kasar pisau sesuai dengan design yang diinginkan

20180423_202208

  1. Normalizing
  2. Rough Grinding / Beveling : Untuk merapikan dan memperoleh bentuk dasar pisau
  • Profile grinding : Untuk memperoleh profile sesuai design yang diinginkan
  • Bevel grinding : Untuk memperoleh bentuk dasar bevel.

20180423_202337

  1. Hardening
  2. Quenching
  3. Final Grinding

20180423_202425

  1. Hand sanding
  2. Pembuatan gagang
  3. Finishing

20180423_202504

Pada akhirnya yang terbaik untuk dapat mengerti proses secara keseluruhan adalah melakukan praktik dan memahami proses tersebut secara langsung. Anyway, mohon abaikan orang yang menjadi model dalam foto-foto di tulisan ini.. hehehehehe

Persistence is to the character of man as carbon to steel – Napoleon Hill