
Setelah sekian lama tidak menulis di blog ini, kali ini saya akan mencoba mengulas mengenai barang yang sudah menjadi perlengkapan wajib bagi teman-teman pengendara sepeda motor, maupun yang menggunakan transportasi publik (saya amat jarang melihat orang yang membawa mobil pribadi dan menggunakannya, heheheβ¦). Ya, masker wajah. Namun karena ini bukan blog kecantikan, maka kita tidak akan membahas mengenai masker bangkuang ataupun masker lidah buaya (maap ya ibu-ibu.. π), tetapi kita akan membahas mengenai masker wajah yang digunakan untuk mencegah masuknya partikel-partikel jahat (apa yang uda kamu buat itu jahaaad, partikel! β AADC Mode: ON) melalui saluran pernapasan ataupun untuk menghindari orang lain terkontaminasi oleh penyakit yang sedang kita derita.
Secara umum, tujuan utama penggunaan masker adalah sebagai penutup mulut dan hidung, yang berfungsi sebagai barrier atau pembatas untuk menghindari kontaminasi agar tidak keluar dari mulut orang yang sakit dan menyebar ke lingkungan atau dihirup oleh orang-orang di sekitarnya. Mengenakan masker wajah sekali pakai biasanya dianggap sebagai praktik kesehatan yang dianjurkan bagi penderita penyakit untuk mencegah penyebaran penyakit. Masker dianggap efektif ketika orang yang terinfeksi mengenakannya dan tidak memiliki kontak langsung dengan orang-orang di sekitarnya, namun kasusnya berbeda dengan petugas kesehatan yang rentan terinfeksi karena mereka sering terpapar penyakit. Orang dengan kondisi medis seperti emfisema atau asma disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengenakan masker karena dapat memperburuk kondisi pernapasan mereka.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, penggunaannya pun meluas, dari fungsi kesehatan, juga digunakan bagi teman-teman yang bekerja di lingkungan yang rentan dengan bahaya yang dapat masuk melalui saluran pernapasan.
Ada banyak sekali jenis masker wajah yang ditawarkan di pasaran, dari mulai disposable mask tipis yang biasa digunakan oleh tenaga medis dan ditawarkan oleh pengemudi ojek online saat mereka akan mengantar kita sampai masker wajah yang berspesifikasi tinggi dan digunakan sebagai perlengkapan wajib pada saat ditugaskan di wilayah-wilayah yang mengandung resiko kontaminasi bahan-bahan berbahaya.
Secara umum, saya akan mencoba menjelaskan bagaimana filter pada masker dapat memberikan perlindungan bagi penggunanya:
- Memfiltrasi partikel yang masuk
Ketika teman-teman memegang kain atau sapu tangan di atas mulut untuk mencegah debu keluar dari paru-paru, teman-teman telah membuat filter partikel yang diimprovisasi. Dalam masker gas yang dirancang untuk melindungi dari ancaman biologis, filter partikulat yang umumnya memiliki kemampuan menyaring hingga 0.3 mikron berguna karena bakteri atau spora antraks yang mungkin memiliki ukuran minimum 1 mikron.
- Penyerapan atau adsorpsi kimia
Ancaman bahan kimia membutuhkan pendekatan yang berbeda, karena bahan kimia datang sebagai kabut atau uap yang sebagian besar kebal terhadap penyaringan partikel. Pendekatan yang paling umum dengan bahan kimia organik (apakah itu asap cat atau racun saraf seperti Sarin) adalah arang aktif atau karbon. Arang aktif adalah arang yang telah diolah dengan oksigen untuk membuka jutaan pori-pori kecil di antara atom-atom karbon.
Kata penyerapan penting di sini. Ketika suatu bahan menyerap sesuatu, ia melekat pada bahan lain oleh daya tarik kimia. Luas permukaan arang aktif yang besar membuatnya menjadi situs ikatan yang tak terhitung jumlahnya. Ketika bahan kimia tertentu lewat di sebelah permukaan karbon, material tersebut menempel pada permukaan dan ‘terjebak’ disitu.
Arang aktif mampu menangkap kotoran berbasis karbon (bahan kimia “organik”), dan juga hal-hal seperti klorin. Banyak bahan kimia lain tidak dapat diikat oleh karbon sama sekali – natrium dan nitrat contohnya. Ini berarti bahwa filter arang aktif akan menghilangkan kotoran tertentu saja. Ini juga berarti bahwa, setelah semua situs pengikatan terisi, filter arang aktif berhenti bekerja dan pada saat itu teman-teman harus mengganti filter masker teman-teman. Kadang-kadang, arang aktif dapat diolah dengan bahan kimia lain untuk meningkatkan kemampuan adsorpsi untuk racun tertentu.
- Reaksi kimia untuk menetralisir suatu bahan berbahaya
Misalnya, selama serangan gas klorin pada Perang Dunia I, tentara menggunakan masker yang mengandung bahan kimia yang dirancang untuk bereaksi dengan dan menetralkan klorin. Dalam respirator industri, teman-teman dapat memilih dari berbagai filter tergantung pada bahan kimia yang perlu Anda hilangkan. Di Amerika, filter yang berbeda diberi kode warna oleh standar NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health) untuk material seperti asam dan amonia.

Kala kita akan memilih masker yang tepat, kita seringkali bingung dengan banyaknya model dengan kode-kode yang ajaib, yang terkadang membingungkan, seperti teman-teman jones yang terjebak di friendzone kelihatannya.. π. Untuk itu saya akan mencoba menguraikan lebih lanjut kode-kode yang ada pada masker hingga diharapkan teman-teman dapat memilih masker yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
- N
Ini kode yang paling sering ditemui pada masker-masker yang dijual dipasaran. Umumnya kode yang digunakan adalah N95, N99 dan N100. Kode ini mengacu pada efisiensi masker tersebut dalam menyaring partikel-partikel berbahaya yang ada di udara. Contohnya, masker dengan kode N95, berarti masker tersebut dapat menyaring 95% partikel berbahaya, sedang N99 berarti masker tersebut dapat menyaring 99% pertikel berbahaya. Akan tetapi selain kode ini, ada kode-kode lain yang wajib teman-teman perhatikan.
- D
Kode ini artinya masker tersebut telah lolos uji dolomite, yang artinya masker ini lebih tahan terhadap resiko penyumbatan pada saat pengguna bernafas, yang tentunya berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna.
- V
Kode ini mengacu pada kata βvalveβ yang artinya masker tersebut memiliki katup untuk pernafasan, yang tentunya untuk memastikan kenyamanan, dimana level CO2 dan kelembaban dalam masker ada dalam level serendah mungkin.
- Dv
Ini artinya masker tersebut telah lolos uji dolomite dan memiliki katup pernafasan.
- R
Mengacu pada kata βreusableβ, ini artinya masker tersebut dapat digunakan berulang kali.
- NR
Mangacu pada kata βnon-reusableβ yang artinya masker ini hanya dapat digunakan sekali. Kode ini harus diterakan pada kotak ataupun pembungkus masker, dan bilamana tidak tertera, sebaiknya masker hanya digunakan sekali saja.
- EN 149
Kode ini mengacu pada sebuah standar, dimana masker tersebut telah melalui pengujian tersertifikasi dan dapat melindungi dari debu, uap maupun serat, kemudian filternya telah melalui uji efisiensi dan kebocoran pada bagian ujung-ujung masker maupun kapasitas udara yang dapat keluar masuk telah lolos uji juga.
- OEL (Occupational Exposure Limit)
Standard ini merupakan acuan untuk jumlah ataupun konsentrasi bahan berbahaya yang masih dapat diterima di lokasi perkerjaan. Amat banyak daftar bahan-bahan berbahaya tersebut dan biasanya diatur oleh pemerintah negara masing-masing dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- APF (Assigned Protection Factor)
Kode ini mengindikasikan seberapa baik masker ini melindungi pengguna dari material berbahaya. Masker dengan kode AFP 4 misalnya, berarti masker ini dapan mengurangi konsentrasi material berbahaya diudara dan akan terhirup oleh pengguna sebanyak 4 kali.
- FFP (Filtering Face Piece)
FFP mengacu pada kemampuan masker untuk melindungi pengguna dari debu, asap dan kabut yang mengandung uap air seperti aerosol, tetapi harap diingat, masker dengan spesifikasi ini tidak memberikan perlindungan terhadap uap air dan gas.
Secara umum, FFP dibagi atas 3 kelas, yaitu FFP 1, FFP 2 dan FFP 3.
- FFP 1
Melindungi dari partikel-partikel yang besar dan solid. Hanya beguna untuk melindungi dari substansi yang mengiritasi, bukan material berbahaya. Minimum efesiensi filternya adalah 78%.
- FFP 2
Melindungi dari partikel-partikel yang lebih kecil dan uap berbentuk seperti aerosol. Minimum efesiensi filternya adalah 92%.
- FFP 3
Melindungi dari partikel-partikel yang lebih kecil dan uap berbentuk seperti aerosol dan beracun. Minimum efesiensi filternya adalah 98%.
Di bawah ini adalah table yang mungkin dapat membantu teman-teman untuk memilih masker yang tepat sesuai dengan pekerjaan teman-teman. Namun harap diingat, bahwa table ini hanya panduan dan sebaiknya mengecek kondisi lingkungan dan kemungkinan kontaminasi sebelum memutuskan untuk memilih. Dan dalam kondisi ekstrim, penggunaan perlengkapan keamanan tambahan seperti kaca mata, sepatu boot karet amat sangat diwajibkan.

Akhirnya, semoga tulisan yang saya rangkum dari berbagai sumber ini dapat memberikan manfaat kepada teman-teman.
Foto dan tulisan dirangkum dari bebagai sumber.

Yogi Mahendra