KATA PENGANTAR
Operasi logistik dalam penanggulangan bencana adalah suatu operasi terbesar yang dilakukan, baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat ataupun sektor swasta. Menurut Trunick (2005), sekitar 80% bantuan kemanusiaan yang dilakukan pada saat tanggap darurat adalah untuk operasi logistik, sedangkan disisi lain, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fritz Institute, mengidentifikasi kurangnya pengakuan terhadap pentingnya logistik, penggunaan teknologi yang tidak memadai, dan kolaborasi terbatas sebagai beberapa tantangan umum dalam logistik bantuan kemanusiaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh beberapa riset yang dilakukan seperti oleh Sergio Ricardo Argollo da Costaa dkk (Supply Chains in Humanitarian Operations: Cases and Analysis), Amin Maghsoudi dkk (Challenges In Disaster Relief Operations: Evidence From The 2017 Kermanshah Earthquake), Yiping Jiang dkk (Emergency Logistics in a Large-Scale Disaster Context: Achievements and Challenges) dan studi empiris oleh Ischa Mabruris Sahilala dkk (Tata Kelola Distribusi Bantuan Logistik Korban Bencana Alam – Studi Empiris pada Bencana Banjir di Kabupaten Bojonegoro), yang kemudian juga menyebutkan perlu adanya sebuah sistem operasi yang lebih baik dan desain mekanisme yang lebih efektif dalam pendistribusian bantuan logistik kedaruratan. Penulis sendiri mengalami hal yang tidak jauh berbeda saat ikut serta dalam beberapa operasi tanggap darurat dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga lokal baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain.
Disisi lain, operasi logistik kemanusiaan dalam tanggap darurat adalah sebuah operasi kompleks, yang melibatkan banyak aktor, dengan keterbatasan waktu serta sumber daya (baik kapasitas SDM maupun sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan), serta kondisi lapangan yang sangat dinamis membutuhkan suatu perencanaan dan respon yang cepat, tepat dan adaptif.
Dengan dasar itulah kemudian dokumen ini dibuat, untuk:
- Membantu para praktisi logistik kemanusiaan dalam memberikan gambaran mengenai langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan pada saat akan membuat suatu perencanaan operasi logistik tanggap darurat.
- Membantu pelatihan-pelatihan ataupun dokumen-dokumen yang telah dikembangkan sebelumnya oleh banyak organisasi mengenai dasar teknis operasi logistik seperti penilaian logistik, pengadaan, pergudangan, transportasi serta manajemen aset untuk berkembang lebih dalam dan menjalin hubungan antara tiap unit tersebut.
- Dapat menjadi dasar bagi organisasi-organisasi yang membutuhkan untuk suatu tindak lanjut pengembangan kapasitas, pembuatan standar prosedur operasi ataupun protokol.
Kemudian diharapkan dengan adanya dokumen ini para komunitas kemanusiaan dapat melihat operasi logistik dari perspektif yang lebih luas dan kompleks, dimana logistik memiliki peranan yang sangat penting, bukan hanya sebagai support pada saat implementasi program dilaksanakan, tetapi sudah dimulai pada saat perencanaan operasi dilakukan. Ini dapat menghindarkan dari terjadinya miskomunikasi dan miskoordinasi antar unit program dan logistik serta dengan aktor-aktor lain diluar organisasi pada saat operasi dijalankan.
Harap diingat, suatu operasi tanggap darurat bukanlah suatu operasi ad hoc yang dilakukan tanpa perencanaan dan mengandalkan improvisasi dilapangan saja. SELURUH operasi dan program tetap membutuhkan perencanaan, yang membedakan nantinya adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan dan bagaimana perencanaan tersebut dapat dengan fleksibel menyesuaikan diri dengan dinamika yang pasti muncul pada saat operasi berlangsung.
Silahkan klik tautan di bawah ini untuk Buku Saku lengkapnya:
Versi Bahasa Indonesia: klik disini
English Version: click here