Archive for March, 2013

Knife For Dummies

Posted: March 14, 2013 in Article, Knife, Pengenalan EDC

Sering kali saya merasa ‘hilang ganteng’ (baca : bodoh) setiap kali sedang berkumpul bersama teman-teman yang memiliki hobi mengoleksi pisau, terlebih manakala mereka sedang serius membicarakan pisau dengan serius dan mengeluarkan istilah-istilah yang asing di telinga saya. Beruntungnya saya karena memiliki teman-teman seperti Pak Omar J. Saleh, Erik Hadibroto maupun Tomo (Equator Knives) yang dengan sabar menjelaskan setiap kali saya bertanya walaupun diikuti dengan tatapan kasihan karena menyadari betapa ‘oon’nya saya.. hehehehe

Oleh karena itu saya mencoba membantu teman-teman lain yang mungkin senasib dan sepenanggungan dengan saya (hehehe..) dengan mencoba merangkum istilah-istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan detil dari sebuah pisau. Saya juga sadar yang akan saya tulis dibawah ini hanyalah secuil dari sekian banyak istilah, bentuk dan penggambaran pisau yang ada selama ini. Diharapkan tulisan berikut bisa sedikit menolong bagi teman-teman yang baru terjun menekuni hobi ini.

Anatomy of knife 01

Anatomy of knife 02

ISTILAH UMUM PADA PISAU

  • Axis Lock – Salah satu mekanisme pengunci pada folding knife yang merupakan hak paten dari Benchmade Knife Company, dimana bearing berbentuk silindris dibentuk sedemikian rupa dalam satu system mekanisme dan diletakkan pada gagang pisau yang berfungsi untuk membuka dan mengunci bilah pisau. Sistem yang hamper mirip dan merupakan paten dari Spyderco disebut Ball Bearing Lock, hanya saja pada ball bearing lock menggunakan mekanisme bola bearing.
  • Back – bagian yang tidak diasah yang berlawanan arah dengan mata pisau atau biasa disebut Cutting edge.
  • Belly – Bagian melengkung dari bilah tajam pada pisau. Belly ini sendiri berfungsi untuk meningkatkan kemampuan memotong pada pisau, dan merupakan bagian yang paling cepat tumpul.
  • BevelPrimary: Bagian dari bilah pisau (yang mulai membentuk sudut ) dari bagian Back/Spine hingga Edge. Secondary: area mata pisau  atau Edge secara keseluruhan.
  • Blade lock –  Bagian mekanis dari pisau yang berfungsi untuk mengunci mata pisau pada pisau tipe folding knife. Ada banyak jenis blade lock, seperti back lock, liner lock, dan lain sebagainya.
  • Blade Spine – Bagian tertebal dari sebuah bilah pada kebanyakan pisau atau sering juga diterjemahkan sebagai punggung pisau. Pada pisau jenis single edge knife (hanya memiliki satu bagian cutting edge), blade spine biasanya berada di bagian berlawanan dari mata pisau, sedang pada double edge knife, blade spine berada tepat ditengah-tengah bilah pisau. Sedangkan pada beberapa jenis pisau terutama yang berasal dari negara-negara Skandinavia, pada pisau single edge knife nya bagian paling tebal bisa berada tidak di punggung pisau, tetapi lebih kebawah, atau yang lebih dikenal dengan istilah Diamond Grind Bevel.
  • Button Lock – Salah satu mekanisme pengunci pisau, biasanya ditemukan pada pisau otomatis, dimana untuk mengeluarkan, mengunci dan memasukkan bilah pisau ke posisinya cukup dengan menekan atau menggeser tombol yang tersedia pada gagang pisau.
  • Butt/Pommel – Merupakan bagian belakang dari gagang pisau. Memiliki berbagai macam bentuk tergantung pada fungsi apa yang akan diimplementasikan pada bagian tersebut.
  • Choil – Bagian tidak tajam yang berada diujung mata pisau, terkadang memiliki bentuk seperti setengah lingkaran hingga dapat menjadi ‘dudukan’ untuk jari.
  • Clip – Aksesoris pada beberapa pisau yang berfingsi untuk mengaitkan pisau utamanya pada kantong celana atau didalam pouch.
  • Collar Lock – Salah satu mekanisme pengunci pisau pada folding knife dimana terdapat metal pada ujung gagang yang dekat dengan bilah pisau dan dapat diputar untuk mengunci posisi bilah. Untuk membukanya cukup memutar kembali metal tersebut ke posisi semula. Biasanya ditemukan pada pisau buatan Opinel.
  • Edge –  Mata pisau
  • Frame Lock – Biasa juga disebut monolock atau integral lock, salah satu mekanisme pengunci pisau pada folding knife yang hampir mirip seperti mekanisme liner lock,  dimana bagian tertentu scale dibentuk sedemikian rupa sehingga ketika pisau dalam keadaan terbuka, bagian scale tersebut menekan bagian belakang dari tang, hingga mencegah bilah pisau untuk menutup secara tidak sengaja. Untuk membuka kuncinya, cukup menekan bagian scale tersebut hingga bilah pisau dapat kembali tertutup.
  • Flipper – Semacam alat bantu berbentuk seperti tuas yang dibentuk pada bagian ujung bilah pisau dan berfungsi sebagai alat bantu untuk membuka pisau pada pisau tipe folding knife. Biasanya juga dibantu dengan mekanisme pegas atau spring assisted yang memudahkan pisau terbuka dengan cepat. Biasa ditemukan pada pisau buatan Rick Hinderer.
  • Friction Folder Knives – Sebagai salah satu model pisau lipat tertua yang pernah diciptakan manusia, dibuat dengan desain yang amat sederhana dimana bilah dibuat dengan tang yang memanjang seperti fixed knife, sehingga ketika bilah pisau terbuka tang itu secara efektif akan ditahan oleh genggaman tangan sehingga mengunci posisi pisau (terkadang juga dipasang semacam tali yang mengeliling ujung gagang sebagai pengunci tang tersebut).
  • Guard – Bagian yang memisahkan  antara bilah dan gagang pisau, berfungsi untuk menghindarkan tangan dari kemungkinan teriris oleh mata pisau. Biasanya terbuat dari lempengan metal atau merupakan bagian keseluruhan dari handle).
  • Kick – Ditemukan pada folding knife atau pisau lipat, merupakan bagian terdepan dari tang dan berfungsi mencegah mata pisau berbenturan dengan bagian mekanis dari pisau.
  • Lanyard Hole – Lubang  pada gagang pisau untung memasang lanyard, tali dan sejenisnya.
  • Lashing Grommets/Jimping – Mengacu pada bagian berkontur pada bagian belakang bilah bagian atas yang berfungsi untuk memberikan kontrol ibu jari yang lebih baik untuk pemotongan yang memerlukan tingkat ketelitian yang lebih tinggi
  • Liner – Bagian dalam frame pisau yang berfungsi untuk memperkuat konstruksi pisau secara keseluruhan dan menghindarkan pisau dari kerusakan, biasanya terbuat dari metal yang tahan karat.
  • Liner Lock – Salah satu mekanisme pengunci pisau pada folding knife, dimana bagian tertentu liner dibentuk sedemikian rupa sehingga ketika pisau dalam keadaan terbuka, bagian liner tersebut menekan bagian belakang dari tang, hingga mencegah mana pisau untuk menutup secara tidak sengaja. Untuk membuka kuncinya, cukup menekan bagian liner tersebut hingga mata pisau dapat kembali tertutup.
  • Lock Back – Salah satu mekanisme pengunci pisau pada folding knife, dimana sebuah mekanisme pengunci diletakkan pada bagian punggung gagang pisau dan akan mengunci bilah pada saat bilah pisau membuka sempurna. Untuk melepaskan kuncinya cukup menekan tuas atau lempengan metal kecil di punggung pisau hingga pisau dapat menutup kembali.
  • Nail Mark/Nail Nick – Ditemukan pada folding knife, ceruk kecil yang berfungsi untuk memudahkan membuka mata pisau dengan  menggunakan kuku jari.
  • Point – Bagian runcing dari bilah pisau.
  • Ricasso –  Bagian yang rata diantara bilah dan guard. Disini biasanya ditemukan marking dari knife maker atau keterangan mengenai jenis metal yang digunakan.
  • Scales –  Adalah bagian yang dipasang untuk mengapit bagian full tang  untuk membentuk gagang pisau.
  • Serrated Edge – Bagian berbentuk seperti ‘gerigi’ yang biasanya ditemukan diujung belakang mata pisau. Efektif untuk digunakan untuk memotong tali temali atau benda benda yang berserat.
  • Slip Joint – Salah satu mekanisme pengunci pisau pada folding knife, biasanya ditemukan pada folding knife klasik dimana sebenarnya bilah pisau tidak terkunci sempurna, tapi ditahan pada suatu mekanisme yang memungkinkan bilah terkunci apabila mekanisme itu mendapat tekanan yang cukup.
  • SwedgeBevel yang terletak dibagian punggung pisau. Biasanya berfungsi untuk mempercantik tampilan bilah pisau sekaligus untuk mengurangi bobot pisau untuk mendapatkan balance yang lebih baik.
  • Thumb Disc – Semacam alat bantu berbentuk seperti cakram yang dipasang pada bagian ujung punggung dan berfungsi sebagai alat bantu untuk membuka pisau pada pisau tipe folding knife.
  • Thumb Hole – Semacam alat bantu berbentuk seperti lingkaran yang dibentuk pada bagian ujung punggung dan berfungsi sebagai alat bantu untuk membuka pisau pada pisau tipe folding knife. Biasa ditemukan pada pisau buatan Spyderco.
  • Thumb Stud – Semacam alat bantu berbentuk seperti silinder yang dipasang pada bagian ujung punggung dan berfungsi sebagai alat bantu untuk membuka pisau pada pisau tipe folding knife.

Anatomy of knife 03

Anatomy of knife 04

Anatomy of knife 06

BEBERAPA TIPE BEVEL / GRIND

  • V (Flat) Ground / Zero Grind Saber (Scandi) – Model paling simpel dan paling banyak digunakan oleh perusahaan pembuat pisau. Sudut tajam dari bilah dibentuk dari kedua sisi pisau. Mudah tajam tetapi mudah tumpul diakibatkan oleh pergesekan yang berlebih karena sudut transisi yang dibentuk.
  • Convex Bevel / Hamaguri / Moran Grind – model yang banyak digunakan oleh katana buatan pengrajin-pengrajin terkenal. Bentuk convexnya menghasilkan ketajaman yang lebih tahan lama (tidak mudah tumpul) karena garis transisi bidangnya yang lebih mulus.
  • Asymmetrical Semi Convex – Bukan model yang biasa digunakan, dimana kedua sisi dibentuk sehingga satu sisi membentuk sudut sedang sisi lain berbentuk agak cembung (covex), mengkombinasikan daya tahan (tidak mudah tumpul) dan ketajaman. Beberapa pisau keluaran Busse menggunakan bevel model ini.
  • Asymmetrical (V) Flat – Model yang biasa digunakan dimana daya tahan lebih diutamakan daripada ketajaman, kedua sisi dibentuk sehingga membentuk sudut sudut yang berbeda
  • Double Bevel / Flat Saber Grind (Scandi) – Model dimana dibentuk dua sudut di tiap sisi pisau, dimana sudut secondary bevel lebih besar dari sudut primary bevel.Memberikan kekuatan dan daya tahan tetapi mengorbankan ketajaman. Model ini adalah salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan memotong pada pisau yang menggunakan metal yang lebih lunak.
  • Chisel Grind / Single Bevel Grind – Model yang rata pada satu sisi dan sudut dibentuk pada sisi lainnya. Banyak digunakan pada kitchen knife di Jepang, memberikan sedikit improvisasi dengan membentuk sudut cekung (biasa di sebut Irasuki) pada bagian yang rata (lihat : Chisel Grind With Urasuki)
  • Chisel Grind with Back Bevel – Salah satu variasi dari Chisel Grind,dimana pada bagian yang sebelumnya rata ditambahkan micro bevel, biasanya untuk meningkatkan daya tahan namun mengorbankan sedikit ketajaman.
  • Chisel Grind With Urasuki – Seperti yang dijelaskan diatas, salah satu variasi Chisel Grind yang biasa ditemukan di Jepang, bagian cekung (urasuki) dimaksudkan untuk mengurangi pergesekan berlebih pada saat memotong, diharapkan agar objek yang dipotong tidak terlalu menempel pada pisau. Biasa juga di aplikasikan pada pisau jenis Kiridashi (pisau serba guna Jepang).
  • Double Bevel with Spine Swedge – Salah satu variasi dari Double Bevel / Flat Saber Grind (Scandi) dimana ditambahkan swedge atau sering juga disebut false edge, yang berfungsi untuk menambah keseimbangan dan meningkatkan kemampuan penetrasi pada saat menusuk.
  • Hollow Grind – Merupakan kebalikan dari Convex Bevel, dimana pada kedua sisi pisau berbentuk cekung (concave), biasanya sangat tajam tetapi mudah tumpul. Sering juga di aplikasikan pada pisau cukur.

Anatomy of knife 05

(Terima kasih banyak saya ucapkan sekali lagi untuk Pak Omar J. Saleh dan Tomo (Equator Knives) yang membantu saya mereview dan menambahkan bagian-bagian penting dari tulisan ini).

*Dirangkum dari berbagai sumber*

BoB A4

Maxpedition Typhoon

Maxpedition Typhoon

Menurut beberapa sumber, Bug Out Bag sendiri mengacu pada satu set perlengkapan yang dibutuhkan dalam masa lebih kurang 72 jam setelah terjadinya bencana. Dikenal dengan nama lain seperti Bail Out Bag, Grab Bag, Personal Emergency relocation Kit, sistem ini sendiri pada awalnya digunakan dikalangan militer hingga akhirnya dipergunakan luas dengan konsep yang sedikit berbeda sesuai kebutuhan. Tercatat seperti lembaga-lembaga kemanusiaan, pecinta kegiatan alam bebas, dan para survivalist menjadikan BoB sebagai salah satu perlengkapan wajib dalam kegiatannya sehari-hari .

Dimasa sekarang Bug Out Bag atau lebih dikenal dengan istilah BoB menjadi salah satu bagian tidak terpisahkan dari konsep EDC sebagai salah satu konsep kesiagaan yang lebih “serius’ dimana peralatan tidak hanya sebagai alat bantu dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari tapi juga alat-alat penting bilamana secara mendadak harus dihadapkan pada kondisi yang lebih ekstrim.

Banyak teman-teman saya yang menganggap penerapan konsep BoB dalam aktifitas sehari-hari sebagai konsep yang “Overkill” atau berlebihan. Bukan komentar yang salah sebenarnya, tapi saya selalu berkilah diplomatis dan berkata,”Lebih baik membawa perlengkapan tapi tidak dibutuhkan daripada panik karena tidak membawa pada saat terdesak”.. 🙂

Berdasarkan “pakem” yang sering menjadi patokan pada konsep EDC- BoB ini, adapun alat-alat maupun unit yang sering disarankan untuk dibawa antara lain:

  • Pisau ataupun Pisau Lipat. namun harap diingat dan memahami peraturan yang ditetapkan pemerintah mengenai regulasi membawa senjata tajam dimuka umum.
  • Multi tool seperti Victorinox, Leatherman, Gerber dan lain sebagainya. Banyak sekali jenis multi tool yang ditawarkan dipasaran, sebaiknya perhatikan kebutuhan teman-teman dalam pemilihan multi tool yang tepat. Multi tool yang amat lengkap belum tentu menjadi multi tool yang tepat untuk dibawa dalam kegiatan sehari-hari karena ukurannya yang besar dan berat.
  • Senter maupun head lamp. berbagai macam senter dan head lamp yang dijual, dari ukuran, jenis sumber tenaganya maupun bahan yang dipergunakan. beberapa orang memilih senter berdasarkan harga, sedang yang lain berdasarkan kekuatan cahaya atau lumens nya, battery yang digunakan, materi bahan senternya, dan lain sebagainya.

IMG_3099

  • Pluit sebagai pemberi isyarat suara bila mana dihadapkan pada situasi genting
  • P3K mini sesuai dengan kebutuhan masing-masing berdasarkan keadaan lingkungan dan sejarah kesehatannya.
  • Tali paracord yang dapat digunakan dalam kondisi mendesak, terlebih ukurannya yang tidak terlalu besar namun memiliki daya tahan yang lumayan besar (250 kg untuk type III dan 500 kg untuk type IV)
  • Bandana, sapu tangan ataupun buffwear
  • Pematik api maupun fire starter.
  • Notes dan pulpen untuk membuat catatan-catatan ringan.

IMG_3085

IMG_3087

Beberapa orang juga menambahkan benda-benda lain seperti kamera poket, Ipod ataupun MP3 Player. Pada akhirnya apapun yang teman-teman akan bawa tergantung kepada kebutuhan masing-masing, tidak ada hukum baku untuk itu.

Sedangkan konsep BoB yang lebih menekankan pada konsep survival ataupun antisipasi pada kondisi-kondisi luar biasa seperti bencana, selain barang-barang yang saya sebutkan diatas juga terdapat penambahan item-item seperti:

  • Makanan dan minuman yang dapat menunjang selama 72 jam, biasanya air mineral maupun energy bar menjadi pilihan rasional dalam kondisi ini. Terkadang juga disertai dengan menyiapkan beberapa tablet penjernih air atau biasa disebut Water Purification Tablet bilama dibutuhkan.
  • Pakaian bersih dan kering.
  • Plastik yang dapat digunakan sebagai shelter darurat ataupun untuk menampung air.
  • Thermal blanket.
  • Jas hujan ataupun raincoat.
  • Copy dari dokumen-dokumen tanda pengenal dan dokumen-dokumen pribadi penting lainnya.
  • Toiletries
  • Kompas
  • Uang kontan.

IMG_3106