Posts Tagged ‘Humanitarian Aid’

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari operasi logistik kemanusiaan, logistik medis dengan manajemen cold chain nya merupakan salah satu elemen yang paling unik dengan segala standar yang lebih ketat penerapannya apabila dibandingkan dengan proses logistik pada umumnya karena tidak hanya terkait dengan pemenuhan kebutuhan saja, namun amat terkait erat dengan proses penyelamatan dan keselamatan jiwa. Oleh karena itu, berbeda dengan operasi logistik kemanusiaan lainnya, logistik medis lebih mengedepankan efektiftas dibanding efisiensi, yang terkadang menjadi perdebatan manakala sebuah operasi dijalankan, dimana seringkali dukunganuntuk operasi tidak mendapatkan porsi sumber daya yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tulisan ini lebih lanjut akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar-dasar logistik medis, karakteristik barang-barang medis, seperti apa manajemen cold chain, bagaimana mengimplementasikan logistik medis dalam suatu manajemen rantai pasokan (supply chain management) serta informasi-informasi lain yang tentunya akan berguna bagi orang-orang yang akan menjadi bagian dari suatu operasi kemanusiaan berbasis kesehatan.

Buku ini ditujukan bagi para praktisi dan pekerja kemanusiaan yang terlibat dalam pengelolaan barang-barang medis dalam program bantuan kemanusiaan. Termasuk didalamnya adalah staf yang tanggung jawab utamanya menyediakan layanan logistik di semua tingkat jaringan pasokan seperti manajer logistik, bagian pembelian, manajer gudang, serta staf yang mengelola transportasi.

Di sisi lain diharapkan juga menjadi sumber informasi yang berharga bagi para profesional kesehatan yang seringkali harus mengelola barang-barang medis tanpa dilatih sebagai logistik dan tanpa persiapan yang memadai. Selain itu, manajer program kesehatan harus memahami masalah dan keterbatasan manajemen rantai pasokan dalam bantuan kemanusiaan bahkan jika mereka tidak terlibat langsung dalam logistik dan sangat penting untuk mempertimbangkan manajemen rantai pasokan sejak awal perencanaan program kesehatan apa pun.

Pembaca tidak memerlukan latar belakang profesional baik di bidang kesehatan atau logistik dan manajemen rantai pasokan. Buku ini juga dapat dibaca oleh staf yang tidak memiliki pengalaman di bidang logistik, tetapi juga akan menjadi sumber yang berharga bahkan bagi staf yang berpengalaman atau bahkan para spesialis. Semua masalah dibahas dalam bahasa yang sederhana dan semua istilah khusus dijelaskan secara terperinci. Glosarium yang komprehensif bermaksud untuk membantu pembaca untuk menjelaskan berbagai macam istilah.

Salah satu tujuan penting lainnya dari buku pegangan ini adalah menyediakan tambahan pengetahuan kepada staf lokal maupun nasional, yang mungkin memiliki kesulitan dalam mengakses informasi terkait. Bagaimanapun, merekalah yang melakukan sebagian besar pekerjaan dalam pengelolaan barang-barang medis sehari-hari.

Untuk versi lengkap Buku Sakunya dapat diunduh disini.

KATA PENGANTAR

Operasi logistik dalam penanggulangan bencana adalah suatu operasi terbesar yang dilakukan, baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat ataupun sektor swasta. Menurut Trunick (2005), sekitar 80% bantuan kemanusiaan yang dilakukan pada saat tanggap darurat adalah untuk operasi logistik, sedangkan disisi lain, menurut penelitian yang dilakukan oleh Fritz Institute, mengidentifikasi kurangnya pengakuan terhadap pentingnya logistik, penggunaan teknologi yang tidak memadai, dan kolaborasi terbatas sebagai beberapa tantangan umum dalam logistik bantuan kemanusiaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh beberapa riset yang dilakukan seperti oleh Sergio Ricardo Argollo da Costaa dkk (Supply Chains in Humanitarian Operations: Cases and Analysis), Amin Maghsoudi dkk (Challenges In Disaster Relief Operations: Evidence From The 2017 Kermanshah Earthquake), Yiping Jiang dkk (Emergency Logistics in a Large-Scale Disaster Context: Achievements and Challenges) dan studi empiris oleh Ischa Mabruris Sahilala dkk (Tata Kelola Distribusi Bantuan Logistik Korban Bencana Alam – Studi Empiris pada Bencana Banjir di Kabupaten Bojonegoro), yang kemudian juga menyebutkan perlu adanya sebuah sistem operasi yang lebih baik dan desain mekanisme yang lebih efektif dalam pendistribusian bantuan logistik kedaruratan.  Penulis sendiri mengalami hal yang tidak jauh berbeda saat ikut serta dalam beberapa operasi tanggap darurat dan bekerja sama dengan lembaga-lembaga lokal baik di Indonesia maupun di beberapa negara lain.

Disisi lain, operasi logistik kemanusiaan dalam tanggap darurat adalah sebuah operasi kompleks, yang melibatkan banyak aktor, dengan keterbatasan waktu serta sumber daya (baik kapasitas SDM maupun sumber daya untuk pemenuhan kebutuhan), serta kondisi lapangan yang sangat dinamis membutuhkan suatu perencanaan dan respon yang cepat, tepat dan adaptif.

Dengan dasar itulah kemudian dokumen ini dibuat, untuk:

  • Membantu para praktisi logistik kemanusiaan dalam memberikan gambaran mengenai langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan pada saat akan membuat suatu perencanaan operasi logistik tanggap darurat.
  • Membantu pelatihan-pelatihan ataupun dokumen-dokumen yang telah dikembangkan sebelumnya oleh banyak organisasi mengenai dasar teknis operasi logistik seperti penilaian logistik, pengadaan, pergudangan, transportasi serta manajemen aset untuk berkembang lebih dalam dan menjalin hubungan antara tiap unit tersebut.
  • Dapat menjadi dasar bagi organisasi-organisasi yang membutuhkan untuk suatu tindak lanjut pengembangan kapasitas, pembuatan standar prosedur operasi ataupun protokol.

Kemudian diharapkan dengan adanya dokumen ini para komunitas kemanusiaan dapat melihat operasi logistik dari perspektif yang lebih luas dan kompleks, dimana logistik memiliki peranan yang sangat penting, bukan hanya sebagai support pada saat implementasi program dilaksanakan, tetapi sudah dimulai pada saat perencanaan operasi dilakukan. Ini dapat menghindarkan dari terjadinya miskomunikasi dan miskoordinasi antar unit program dan logistik serta dengan aktor-aktor lain diluar organisasi pada saat operasi dijalankan.

Harap diingat, suatu operasi tanggap darurat bukanlah suatu operasi ad hoc yang dilakukan tanpa perencanaan dan mengandalkan improvisasi dilapangan saja. SELURUH operasi dan program tetap membutuhkan perencanaan, yang membedakan nantinya adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan dan bagaimana perencanaan tersebut dapat dengan fleksibel menyesuaikan diri dengan dinamika yang pasti muncul pada saat operasi berlangsung.

Silahkan klik tautan di bawah ini untuk Buku Saku lengkapnya:

Versi Bahasa Indonesia: klik disini

English Version: click here