Writer : Muhammad Rasyad Bisma Wiratara
Selamat pagi rekan-rekan EDC Indonesia, setelah beberapa waktu tidak mengirim tulisan ijinkan kali ini saya berbagi tulisan, yang pada akhirnya menjadi pelajaran bagi saya pribadi agar jangan minder dan jangan dengarkan perkataan miring orang lain mengenai peralatan / gear yang kita bawa dalam EDC harian. Kisah ini bagi saya pribadi menjadi titik balik / turning point saya, mengenai kesadaran akan kesiapsiagaan sebagai dalam kehidupan sehari-hari.
Sebelum memulai lebih lanjut, izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Muhammad Rasyad Bisma Wirata, biasa dipanggil Bisma, seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan kelas 2. Dalam keseharian saya selalu membawa peralatan EDC ringan seperti obat-obatan, Leatherman Micra dan senter di tas, bersama printilan lain. Namun, semenjak 5 bulan lalu ada satu gear yang saya tambahkan yaitu sebuah handheld transceiver atau biasa di sebut HT keluaran Alinco dengan seri DJ-W500. Beberapa komentar iseng dan miring sudah sering saya dengar, seperti “Ngapain bawa HT?”, “Buat apa? Kayak satpam aja sih?”, dan masih banyak lagi, yang keluar dari teman-teman sekeliling saya.
Gambar 1. Bagian depan HT
Bagian depan HT ini memiliki layar dan keypad, memudahkan kita untuk melihat dan menginput frekuensi yang kita kehendaki. Kenapa saya memilih HT seperti ini, karena tipe ini bukan tipe profesional yang mengharuskan input melalui komputer, mengingat saya adalah pengguna amatir yang menginginkan dapat melakukan perpinadahan frekuensi dimana saja tanpa harus bergantung pada komputer. Fungsi-fungsi dasar HT juga terdapat pada shortcut dibagian keypad. Layar depan HT ini bisa menampilkan dua frekuensi (digambar frekuensi sudah di save dan diberi nama) agar dalam situasi yang perlu standby pada 2 frekuensi dapat dilakukan.
Gambar 2. Bagian kiri HT
Pada bagian kiri HT terdapat tombol PTT (fungsi transmisi) dan tombol untuk mengecek voltase baterai.
Gambar 3. Bagian kanan HT
Pada bagian kanan HT terdapat slot untuk handsfree / ekstra microphone yang bertujuan untuk mempermudah penggunaan disaat kita membutuhkan mobilitas yang tanggi.
Gambar 4. Bagian belakang HT
Sedangkan pada bagian belakang HT terdapat pocket clip yang kuat ( ini wajib, agar HT tidak terlepas). HT ini juga memiliki 2 knop rotari diatas , satu untuk volume dan satu lagi berfungsi sebagai memory switch.
Berikut ini saya akan coba berbagi sebuah pengalaman saya yang juga menjadi alasan kenapa saya yakin bahwa HT menjadi bagian penting dari EDC gear saya sehari-hari.
Pada 10 Maret 2018, saya diajak mendaki ke Gunung Panderman yang berlokasi di Batu, Jawa Timur. Saya beserta ketiga teman saya (salah satunya membawa HT juga) berangkat dari kota Malang dan dari awal memang memiliki niat untuk melakukan uji coba HT di gunung tersebut sembari berkemah. Kami berangkat pada pukul 22.00 WIB dan tiba di sana pada pukul 23.30 WIB. Setelah melakukan registrasi, naiklah kami dengan tujuan Latar Ombo sebagai titik dimana kami dapat berkemah. Pendakian relatif sedikit licin karena hujan yang mengguyur. Pada saat kami tiba di Latar Ombo, salah satu adik kelas yang sudah berangkat lebih dulu melaporkan ke kami mereka menemukan satu penyintas di salah satu jalur sebelum Latar Ombo. Saat kami temukan, pria itu dalam kondisi basah dan tanpa alas kaki dan tanpa tas. Rupanya dia adalah solo hiker, berangkat dari sore namun di tengah trek dia tersesat dan terkena hujan, tergelincir jatuh dan mengalami memar serta luka. Tas carriernya tertinggal di jalur pendakian dan pada saat ditemukan hanya membawa tas slempang.
Mengingat kondisinya yang sedikit memprihatikan, kami pun segera memasang tenda, memasak air sembari mencoba menstabilkan kondisi korban dan bertanya mengenai kejadin sesungguhnya. Setalah bertanya dan melihat kondisi korban, dugaan awal kami korban menderita Hipotermia, yang artinya membutuhkan perawatan lebih lanjut. Kamipun segera coba mengontak nomor yang ada di tiket registrasi, yang ternyata adalah nomor PERHUTANI dan tidak dapat dihubungi. Tak putus asa, saya keluarkan HT saya dan coba mengontak frekuensi RJT Kota Malang yang diterima Mas Dandi Widhi. Ternyata karena kami berada di Batu rekan rekan RJT tidak dapat mengkondisikan, maklum saat mengkontak kami lupa menyebutkan lokasi di Batu (karena panik mungkin), setelah itu kami mencoba frekuensi RAPI lokal daerah Batu yang diterima dengan baik biarpun kami tidak menggunakan 10 kodenya RAPI, tapi sedikit kode bisa saya pahami yang menanyakan identitas saya sebagai operator.
Setelah identtitas kami dan penyintas jelas kami diberi kabar bahwa rekan BPBD Kota Batu yang dipimpin oleh Ockta Hero akan segera meluncur ke lokasi kami berkemah. Hati kami lega mendapatkan kabar tersebut. Setelah beberapa waktu menunggu, rekan-rekan BPBD datang (sejumlah 9 personel) dan langsung melakukan pengecekan kondisi korban dan melakukan penanganan dan kemudian pada pukul 02.00WIB korban di bawa kembali untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Kami sangat berterima kasih kepada RAPI dan BPBD Kota Batu atas responnya yang sangat cepat.
Berkaca dari kejadian tersebut, saya sangat bersyukur membawa HT pada saat itu dan memahami harus mengkomunikasikan berita kejadian dan siapa yang harus dihubungi pada saat terdesak. Bisa dibilang satu nyawa telah terselamatkan dari HT Alinco hitam ini. Teman-teman seregu saya juga lega dan banyak bersyukur dapat membantu sesama. Semenjak itu tidak ada keraguan saya dalam membawa HT ini dan ingin segera memiliki ijin resmi agar semakin legal dan nyaman dalam menggunakan jalur komunikasi ini.
Terimakasih banyak rekan rekan RJT Kota Malang untuk kesediaan frekuensinya darurat di wilayah Kota Malang (Mas Dandi Widhi), Besar harapan saya bisa saling membantu sesama seperti rekan RJT (hehehe). Rasa salut juga saya berikan kepada rekan BPBD Kota Batu (Om Ockta Hero) dan rekan RAPI se Nusantara khususnya kota Batu atas frekuensi dan bantuan hubungan ke BPBD.
Penulis
Spesifikasi Teknis Alinco DJ-W500
General | |
Frequency range: | [T: TX] 144 – 148MHz, 420 – 450MHz [T: RX] 136 – 174MHz, 400 – 480MHz |
Modulation: | F3E (FM) |
Frequency step: | 2.5, 5, 6.25, 8.33, 10, 12.5, 20, 25, 30 and 50KHz |
Memory channel: | 200 memory channels in total |
Antenna impedance: | 50ohm unbalanced |
Frequency stability: | +/- 2.5ppm |
Supply voltage: | DC 7.4V (Battery) |
Current consumption: | 1400mA TX / 300mA receive at Max audio output 70mA squelched Battery-save ON: average 27mA |
Temperature range: | Unit -20 ~ +55digC (-4 ~ 131digF) Battery packs: -10digC to +45digC (+14 to +113digF) |
Dimensions: | 59.0W~98.0H~35.0D mm or 2.32W~3.86H~1.38D inches w/o projection |
Weight: | Approx.227g or 8.01oz inclusive of battery pack and antenna |
Transmitter | |
Power Output: (Approx.value) |
Approx.5 / 2.5 / 1W |
Modulation: | Variable reactance FM |
Spurious emission: | -60dB or less |
Max. deviation: | FM : +/- 5KHz NFM: +/- 2.5KHz |
Receiver | |
System: | Direct-conversion |
Sensitivity: | Wide -12dBu / Narrow -9dBu |
Intermediate frequency: | 1st IF 38.85MHz, 2nd IF 450 KHz |
Selectivity: | -6dB : Wide 12kHz /Narrow 10kHz or more -60dB :Wide 30kHz / Narrow 24kHz or less |
AF output: | 1W (10% distortion) |