Coffee Corner

Posted: April 21, 2018 in Article

Author : Pautomo Sulistio, Editor : Yogi Mahendra

EDCiD-Coffee Corner

IMG-20180420-WA0008

Beberapa teman-teman akan bertanya mengapa kopi menjadi bagian dari EDC, yang tentunya sedikit ganjil terdengar. Namun ini sesuai dengan perkembangan jaman dimana kopi bagi sebagian orang sudah menjadi bagian dari gaya hidup, kebiasaan dan kultur, serta banyak teman-teman yang menjadikan perlengkapan membuat kopi sebagai bagian tak terpisahkan dari tool wajib sehari-hari, terutama dengan alasan klasik untuk menjaga ‘kewarasan’ setelah lelah bekerja 🙂

Siapa yang tidak tahu tentang kopi, tentunya kita semua pernah mencoba ataupun malah menggemarinya. Kopi adalah minuman terbanyak kedua yang diminum orang-orang setelah air putih. Hampir disetiap penjuru kota-kota di Indonesia maupun luar negeri terdapat warung kopi baik tradisional ataupun modern dengan segala teknik pengolahan dan peralatannya.

Tulisan ini akan mencoba mengulas kopi secara ringan dan mendasar agar pembaca yang baru mencoba mendalami seni pengolahan kopi dapat mengikutinya dengan mudah.

IMG-20180420-WA0012

Secara umum, jenis kopi yang paling banyak diminum adalah jenis Arabica dan Robusta dimana masing masing mempunyai perbedaan rasa dan juga yang pasti mempunyai penggemar fanatiknya masing-masing.

Perbedaan yang paling mendasar dari keduanya adalah dari karakter rasa yang dihasilkan. Secara umum Robusta mempunyai tekstur (body) yang lebih kental dibandingkan dengan Arabica. Rasa juga dapat dengan mudah dikenali dari kedua jenis kopi ini, Robusta cenderung lebih pahit dan creamy (gurih) sedang Arabica cenderung lebih asam.

Perbedaan umum antara Robusta dan Arabica:

  • Robusta memiliki tingkat kafein yang lebih tinggi (2.7%) dibandingkan Arabica (1.5%), sehingga Robusta lebih terasa pahit dibandingkan Arabica. Ini pulalah yang menyebabkan bagi sebagian pecinta kopi sering kita mendengar ungkapan bahwa Robusta memiliki efek yang lebih ‘nendang’ dibandingkan Arabika
  • Robusta memiliki kadar gula yang lebih rendah dibandingkan dengan
  • Bentuk biji kopi Robusta cenderung lebih membulat, sedangkan Arabica cenderung lebih oval
  • Kadar asam di Robusta lebih tinggi dibanding dengan Arabica. Ini ditunjukan dengan prosentase kadar Chlorogenic Acid (CGA) Robusta 7-10% CGA sedangkan pada Arabica hanya 5.5-8% CGA.

Oleh karena itu untuk peminum kopi yang memiliki riwayat asam lambung, disarankan untuk memilih kopi Arabica.

IMG-20180420-WA0009

Setelah itu kita akan membahas tentang alat alat yang digunakan untuk brewing, mulai dari yang sederhana sampai yang lebih lanjut dan spesifik.

  • Sumber Air Panas

Bisa berupa teko listrik ataupun teko konvensional dengan kompor.

  • Penggiling Kopi (Grinder)

Penggiling kopi saya anggap salah satu alat kopi terpenting karena grinder ini adalah jembatan antara biji kopi dan air (panas).

Roasted coffee beans and hot water to make a cup of coffee, and the grinder is THE mediator to make a good one.

Grinder ini pada dasarnya ada dua model, Electric dan Manual Grinder, yang penggunaan nya disesuaikan dengan situasi dan kondisinya.

  • Coffee maker (French Press, PourOver)

French Press ini bekerja dengan cara merendam bubuk kopi dengan air sampai waktu tertentu dan kemudian menekan tangkai tuas (plunger) untuk memisahkan kopi dan ampas nya. French Press ini sesuai nama nya ditemukan di Prancis dan dipatenkan pertama kali tahun 1958 oleh Faliero Bondanini.

PourOver bekerja dengan cara mengalirkan air diatas kopi dengan cara memutar, menetes ataupun kombinasi. Dalam metode PourOver ini, air hanya melewati kopi sajam tidak merendam seperti pada French Press. PourOver sendiri ada beberapa macam model yang akan dibahas di jenis jenis media penyaring. PourOver pertama kali ditemukan oleh seorang ibu rumah tangga di Jerman bernama Mellita Bentz tahun 1908.

  • Ketel leher angsa

Ketel ini mempunyai leher yang panjang dan menyempit sehingga aliran air dapat dengan mudah diatur seberapa deras diperlukan dan juga memudahkan untuk mengarahkan aliran air pada saat dituangkan.

  • Media penyaring (kertas, kain, kasa kain atau metal)

Media Penyaring (filter) ini sering digunakan para penikmat kopi sesuai dengan selera mereka masing masing. Metal filter umumnya digunakan pada French Press. Metal filter ini menyaring ampas kopi tetapi masih membawa minyak dari kopi yang mempunyai rasa yang dicari beberapa orang yang menyukainya.

Cloth Filter atau filter dari kain, biasanya kain katun dengan kerapatan yang cukup untuk menyaring sebagian minyak dan ampas halus dari bubuk kopi. Beberapa orang menyebut Cloth Filter ini sebagai filter ‘Hybrid’ alias penengah antara Metal Filter dan Paper Filter. Cloth Filter ini dapat dipakai berulang kali selama tidak sobek.

Paper Filter merupakan filter dengan kerapatan paling tinggi dan karena terbuat dari kertas maka kemampuan menyaring minyak kopi juga lebih tinggi sehingga kopi lebih bersih dan terbebas dari sedimen halus sekalipun.  Paper filter ini mempunyai beberapa model yang biasanya terbagi kedalam tiga kategori yaitu Kerucut (cone V60), Trapesium dengan bagian datar dibawahnya (Flat Bottom) dan Wave dengan model keranjang dan memiliki lipatan lipatan disekeliling dindingnya.

  • Thermometer (penunjuk suhu air)

Peran Thermometer disini adalah untuk mengetahui suhu air yang diinginkan, kita bisa mendapatkan hasil yang berbeda dengan suhu yang berbeda.

Pengaruh suhu air terhadap kopi adalah karena semakin tinggi suhu, semakin banyak partikel kopi yang akan larut kedalam minuman. Alangkah baiknya apabila suhu air berkisar antara 80-950 Celcius karena apabila dibawah 800 Celcius, kopi tidak akan larut sempurna (under-extracted) dan apabila menyentuh 1000 Celcius maka keseluruhan partikel kopi (termasuk yang tidak diinginkan) akan ikut masuk kedalam minuman kita (over-extracted). Suhu ideal itu akan didapat apabila kita telah mencoba beberapa kopi yang diseduh dengan suhu yang berbeda.

  • Timbangan dan penunjuk waktu

Timbangan dipakai untuk menakar jumlah kopi, air yang digunakan untuk brewing serta penunjuk waktu (timer) untuk menentukan berapa lama proses brewing itu sendiri.

Timbangan dan timer ini sangat membantu untuk mencapai hasil yang konsisten di setiap proses brewing, dengan bantuan kedua alat ini dapat dengan mudah mengulangi seduhan yang menurut kita enak dan pas tanpa harus menduga duga. Sebagai contoh, kopi yang terlalu cepat diseduhnya akan terasa hambar cenderung asam, sebaliknya kopi yang terlalu lama diseduh akan muncul rasa ‘getir’ atau pahit yang tidak nyaman dimulut.

  • Wadah penampung minuman (Server, Cup, Tumbler)

Setelah kopi jadi ini adalah pilihan tentang bagaimana kita akan menikmati kopi ini, langsung diminum sendiri, bersama sama (server) ataupun untuk dibawa di perjalanan.

Setelah pembahasan diatas mari kita mencoba untuk brewing dengan salah satu metode yang saya pilihkan untuk keperluan artikel ini yaitu dengan PourOver, mengapa PourOver, karena metode ini sedang banyak digandrungi oleh penikmat kopi di dunia.

Alat alat dan bahan yang diperlukan adalah:

  • V60 brewer
  • V60 filter
  • Grinder
  • Ketel Leher Angsa
  • 20 gram kopi
  • Air panas (900 Celcius sebanyak 300 ml/gram)
  • Timbangan
  • Timer

Cara penyeduhan:

  1. Lipat filter pada sambungan hingga berbentuk kerucut dan tempatkan pada penetesnya, bilas seluruh permukaan filter hingga basah merata. Tujuan nya adalah untuk menghilangkan bau kertas yang mungkin masih tertinggal, dan juga untuk menghangatkan alat seduh hingga suhu ideal (alat seduh yang dingin dapat menurunkan suhu yang ingin dicapai) setelah itu jangan lupa untuk membuang air bilasannya.
  2. Giling kopi dengan tingkat kehalusan sedang (tidak terlalu halus dan tidak terlalu kasar) kemudian tuang secara merata kedalam filter. Ada baiknya kita mengetuk penetes satu dua kali agar bubuk kopi rata.
  3. Langkah selanjutnya adalah membasahi kopi dengan air sampai seluruh permukaan kopi basah (Blooming). Tujuan dari proses ini adalah menghilang kan karbondioksida dari kopi dan membuka pori pori kopi agar siap untuk seduhan selanjutnya. CO2 ini penting untuk dihilangkan karena berpotensi untuk membuat ‘halangan’ bagi air untuk membasahi kopi. Beberapa orang juga menyebut Blooming dengan istilah Degassing (proses menghilangkan gas CO2). Banyaknya air yang digunakan ini bisa beragam, tetapi agar mudah diingat, biasanya menggunakan rasio dua kali dari jumlah kopi yang digunakan. Disini kita menggunakan 20 gram kopi, jadi air yang dipakai untuk membasahi kopi ini adalah 40 gram. Waktu yang diperlukan untuk Blooming adalah sekitar 30-45 menit tergantung jenis kopi dan kesegaran kopi. Semakin segar (freshly roasted) kopi, semakin lama waktu yang diperlukan untuk
  4. Tuang air dengan gerakan memutar, target waktu yang kita ingin capai adalah 3 menit. Kita dapat menyesuaikan aliran air dengan waktu yang ingin dicapai, semakin sering kita menyeduh, pola aliran air akan dikuasai dengan mudah. Peran timbangan dan timer disini sangat membantu karena kita dapat membandingkan antara target waktu dan jumlah air yang telah dituang.
  5. Setelah target waktu 3 menit tercpai, dan angka di timbangan menunjukkan angka 300 gram, proses penyeduhan selesai, dan penetes dapat dipindahkan ke tempat lain. Kertas penyaring dan bubuk kopi sebaiknya dibuang ke tanaman karena ampas kopi yang kaya akan nutrisi sangat baik untuk menyuburkan tanaman.
  6. Selamat menikmati minuman para dewa 🙂

IMG-20180420-WA0011

Didalam dunia kopi yang sangat luas ini, terlalu sulit untuk menuangkan seluruhnya kedalam artikel singkat ini, harapan saya adalah agar teman-teman dapat mulai untuk mengenal kopi secara singkat dan dapat mendalami nya sediri kemudian.

Mohon diperhatikan tentang alat dan metode yang disebutkan diatas bukanlah sesuatu yang absolut atau paling benar, itu hanyalah dari sudut pandang dan kebiasaan saya sebagai penikmat kopi, yang tentunya akan berbeda satu dengan yang lainnya. Justru dengan perbedaan itulah kita akan semakin terpacu untuk menggali lebih dalam.

Apabila ada pertanyaan atau komentar, bisa dituliskan dibawah ini dan saya akan mencoba menjawab sesuai pengetahuan saya yang masih belajar ini.

Coffee is a lot more than just a drink; it’s something happening. Not as a hip, but like an event, a place to be, but not like location, but somewhere within yourself. It gives you time, but not actual hours or minutes, but a chance to be, like be yourself, and have a second cup.                                                      – Gertrude Stein –

Comments
  1. Edward says:

    “Blooming adalah sekitar 30-45 menit” ->> maksud author ini 30-45 detik kali yah… kalo sudah 45 menit keburu tidur he he he…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s